Pernyataan diatas diungkapkan Muhammad Harun, selaku inisiator/ deklator dan Ketua Umum Ikatan Jurnalis Muslim Indonesia (IJMI) jelang deklarasinya di Aula Perpustakaan HB Jasin, Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini Raya, Jakarta Pusat, Selasa (29/12/2020) besok.
Menurut pria asal Madura ini, jurnalis muslim dan pers pers yang bernafaskan Islam adalah bagian penting dalam merawat demokrasi di Indonesia.
"Di tengah kondisi masyarakat kita saat ini yang penuh ketidakpastian melihat pesan-pesan yang ada di medsos, para elitnya menjadi politisi oligarki, aparat penegak hukumnya yang diduga berperilaku diskriminatif, bahkan cenderung diduga melanggar HAM, maka IJMI hadir untuk memberikan pencerahan kepada publik mana yang haq dan batil," jelas Cak Harun dalam siaran persnya, Senin (28/12/2020).
Ditambahkan oleh Cak Harun, jurnalis muslim tentu memiliki tanggungjawab berat dalam memberitakan kebenaran. Karena salah satu fungsi pers adalah pesan-pesannya bukan sekadar memberi informasi. Namun juga harus mengedukasi masyarakat, mengajak dan menghimbau ke arah jalan yang benar.
"Oleh karenanya, peran jurnalis muslim, tentu bersama komponen muslim dan lainnya memiliki peran strategis dalam turut serta meluruskan kiblat bangsa," pungkas Harun.
Sementara itu Sekretaris Jenderal IJMI, Moch. Ridhwan setuju dengan pernyataan tegas Muhammad Harun, sehingga kiprah IJMI, menurut Ridhwan, diharapkan dapat dirasakan perannya di seluruh penjuru tanah air.
"Kami juga mengharapkan agar keberadaan IJMI ini nantinya eksis hingga ke tingkat daerah kabupaten /kota," ungkap pria asal Kota Santri, Demak ini.[Bagian Komunikasi Publik dan Humas IJMI]