-->

Gampong Pande Banda Aceh akan Dibebaskan Sama Seperti Pembebasan Nagarno-Karabakh

04 Desember, 2020, 07.54 WIB Last Updated 2020-12-06T03:17:30Z

LINTAS ATJEH | BANDA ACEH - Ketua Peusaba Aceh Mawardi Usman mengatakan, suatu saat nanti kawasan situs sejarah Islam Gampong Pande Kutaraja, Banda Aceh akan dapat dibebaskan dengan pertolongan Allah. 


"Sama seperti yang terjadi di Nagarno-Karabakh, yang hari ini dibebaskan oleh Pemerintah Azerbaijan dengan bantuan Turki dari cengkeraman Armenia," kata Mawardi kepada LintasAtjeh.com, Jum'at (04/12/2020).


Pada saat pendudukan oleh Armenia, lanjut dia, banyak sekali situs dan sejarah Islam yang hilang, yang kini kemudian dapat dibebaskan. 


"Kami dari Aceh melihat dengan penuh kekaguman akan kemampuan Azerbaijan dan juga kemampuan militer Turki. Pesawat Turki dan drone serta kemampuan militer Turki lainnya yang luar biasa mengagumkan" sebut Mawardi.


Lanjut dia, seakan kami melihat semangat Turki Utsmani telah hidup kembali, ketika kami melihat video perang prajurit Turki hari ini. Kemampuan militer Turki yang hebat penuh semangat sangat dibanggakan di Aceh. 


Masih kata dia, melihat Turki hari ini  mengingatkan kami akan hubungan Aceh dan Turki Utsmani masa lalu, yang dibina oleh Sultan Alaiddin Al Kahhar dan Sultan Suleiman Al Qanuni pada tahun 1539. Ketika para prajurit dan ahli perang dari Turki datang ke Bitai di Bandar Aceh Darussalam dan mendirikan Ma'had Askeri Baital Maqdis di Bitai.


"Sedangkan pasukan ahli pembuat peralatan tempur Turki membuat meriam dan peralatan perang untuk melawan kekuatan imperialisme barat, bertempat di Gampong Pande Bandar Aceh," jelasnya.


Dari Ma'had Askeri Baital Maqdis, lanjut Mawardi, telah melahirkan banyak pahlawan Kesultanan Aceh Darussalam yang terkenal. Salah satunya adalah Laksamana wanita pertama di dunia yaitu Laksamana Malahayati Panglima Pasukan Kaway Inong Balee  yang merupakan murid dari Perwira Turki di Bitai.   Demikian juga Sultan Iskandar Muda Sultan Kesultanan Aceh Darussalam adalah murid di Ma'had Askeri Baital Maqdis. 


Bahkan hingga menjelang perang Aceh tahun 1873 masih banyak tokoh yang belajar di Ma'had Askeri Baital Maqdis, salah satunya Cut Nyak Dhien dan Teungku Fakinah Lamkrak Komandan Kaway Inong Balee terakhir Kesultanan Aceh Darussalam. 


"Turki Utsmani telah membangun peradaban di Asia Tenggara bersama Kesultanan Aceh Darussalam." imbuhnya.


Peusaba mengharapkan ada kerjasama yang baik antara Turki dan Rakyat Aceh dalam membebaskan situs sejarah Islam yang sedang dihancurkan di Aceh seperti di Nagarno-Karabakh.


Hari ini di Aceh banyak sekali penghancuran situs sejarah Islam, yang dihancurkan langsung oleh Pemerintah di Aceh dengan menghalalkan segala cara. Malah mereka sampai sanggup menyewa Pseudo Historian (Sejarawan gadungan) atau di Aceh dikenal sebagai sejarawan Yum Lhee tali (75 sen). 


Dengan bantuan Pseudo Historian mereka mulai menghancurkan banyak situs sejarah Islam dan mengitimidasi rakyat yang ketakutan.  Kaki tangan mereka yang ada di Aceh mendukung mereka sepenuhnya, para Knight Of The Templar itu telah banyak melenyapkan situs sejarah makam para ulama Islam dan kali ini mereka bertambah habisan-habisan. 


"Rakyat Aceh tetap melawan penuh keyakinan terhadap kezhaliman mereka, dan berharap kelak ada bantuan International yang dapat menyelamatkan situs sejarah nenek moyang Bangsa Aceh," tegas Mawardi optimis.[*/Red]

Komentar

Tampilkan

Terkini