LINTAS ATJEH | ACEH TAMIANG - Seluas 34,5 hektare areal tanaman petani di Kabupaten Aceh Tamiang rusak dan gagal panen (puso) akibat dilanda banjir sejak 13 Desember 2020 kemarin.
Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan (Distanbunak) Aceh Tamiang Yunus, SP, Sabtu (19/12/2020) mengatakan, berdasarkan data awal, akibat dilanda banjir beberapa hari kemarin telah menggerus areal tanam para petani seluas 34,5 hektare.
"Kebetulan banjir tahun ini bersamaan dengan musim tanam, makanya pendataan kami fokuskan pada lahan yang gagal tanam atau puso. Kami memprediksi kerusakan ini akan terus bertambah, mengingat pendataan masih dilakukan," jelasnya.
Yunus menyebutkan, kerusakan terparah dialami pada lahan persawahan yang baru tanam di Kampung Paya Meta, Kecamatan Karang Baru. Banjir merendam tanaman padi di daerah tersebut seluas 25 hektare.
Tambahnya lagi, kerusukan lainnya terpencar di beberapa daerah, yaitu di Kampung Sukaramai I areal tanaman padi seluas 4 hektare, Telaga Meuku II areal tanaman bawang merah seluas 2 hektare, Banda Mulia areal tanaman sayuran seluas 3 hektar, dan di Kampung Alur Baung areal tanaman padi seluas 0,5 hektare.
Menurut Yunus, sebenarnya pemerintah sudah memiliki solusi atas kerusakan ini melalui Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) dan Asuransi Usaha Ternak Sapi dan Kerbau (AUTSK) yang dirintis sejak tahun lalu.
Tapi, terang Yunus, keinginan petani untuk ikut program tersebut masih rendah. Berbeda dengan sektor pertanian sawah, pada sektor tambak sampai saat ini belum diperoleh kerusakan akibat banjir.
Sementara itu, Kepala Dinas Pangan Kelautan dan Perikanan (DPKP) Kabupaten Aceh Tamiang Safuan, SP, saat dikonfirmasi melalui telepon seluler mengatakan, sampai saat ini belum ada masyarakat yang melaporkan tambak mereka rusak akibat banjir.
Diketahui, sejak 13 Desember 2020 kemarin, banjir melanda lima kecamatan dengan ketinggian antara 50 sentimeter hingga 1 meter sehingga mengakibatkan masyarakat yang terdampak banjir sebanyak 1.667 kepala keluarga (KK) atau mencapai 6.1714 jiwa.[*/Red]