Benarkah Itu Tantangan? Atau Mengasah Critical Thinking dan Kreativitas Mahasiswa?
Dimasa pandemi Covid-19 ini, dunia pendidikan mengalami transformasi secara besar, dimana khususnya pendidikan tinggi harus bersifat flexible, adaptive, self directed, creative, character, dan complex problem solver untuk menghadapi disruption besar seperti yang terjadi pada saat ini.
Namun, wabah pandemi dianggap mampu mengakselerasi pendidikan 4.0, sistem pembelajaran jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi informasi sebagai salah satu solusi. Seperti yang disampaikan oleh Guru besar University of Applied Science and Arts, Hannover, Germany and Senior Experten Services (SES) Germany, Prof. Gerhard Fortwengel, menyebutkan wabah covid-19 ini justru menjadi katalis hebat yang memacu dunia pendidikan. Disisi lain, tantangan besar dalam pelaksanaan salah satunya sivitas akademik belum familiar menggunakan sistem pembelajaran yang bersifat blended dan sepenuhnya online. Selain itu, perubahan suasana belajar dan kuota internet yang sering menjadi problem kebanyakan mahasiswa seperti yang dialami mahasiswa Universitas Malikussaleh.
Hal ini tentu sangat berpengaruh pada peningkatan prestasi mahasiswa khususnya dan juga dengan masyarakat pada umumnya. Ketidakpastian hidup membentuk jati diri setiap insan menjadi lebih peduli dengan keadaan sesama, cepat beradaptasi dengan perubahan dan menjaga point utama “kesehatan” diri sendiri serta orang lain.
Mahasiswa ditempa memiliki kecerdasan komprehensif yang menyeimbangkan antara hard skills dan soft skills. Kemampuan ini dapat diperoleh mahasiswa melalui kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler, hingga didapatlah prestasi unggul dan membanggakan pada salah satu dari ketiga kegiatan tersebut secara selaras dan seimbang.
Hasil pembelajaran harus mampu menanamkan dan mendemonstrasikan penerapan nilai-nilai kreativitas dan inovasi, pemikiran kritis dan pemecahan masalah yang tepat, komunikasi aktif, dan kolaborasi antar multidisiplin ilmu agar mahasiswa mampu menyintas disrupsi yang tengah terjadi di berbagai bidang.
Revolusi Industri 4.0 erat kaitannya dengan kondisi pandemi saat ini, tergantung dari sisi mana kita melihat sudut pandangnya yang mempengaruhi paradigma keilmuan sehingga perguruan tinggi dan mahasiswa harus mampu menyelaraskan diri dengan fenomena tersebut dalam pembelajaran dan peningkatan prestasi.
Sungguh pun perubahan besar tengah terjadi di masyarakat, nilai-nilai luhur kebangsaan yang tertanam di kalangan intelektual, termasuk mahasiswa Indonesia, diharapkan tetap terpatri dan teramalkan. Nilai-nilai luhur kebangsaan Indonesia yang telah teruji dari waktu ke waktu menjadi pelindung persatuan dan kesatuan bangsa dan penangkal bagi berbagai potensi negatif yang mengancam kemajuan bangsa.
Mahasiswa dengan jiwa muda, kompetensi ilmu, dan passionnya dapat menjadi komunitas yang merekayasa proyek-proyek kemanusiaan, yang salah satunya mengimplemtasikan dan mensosialisasikan ilmu yang telah dipelajari seperti bidang Teknik Kimia tentang Proses pembuatan Hand Sanitizer dan Sabun dari hulu sampai ke hilir kepada masyarakat yang sangat membutuhkan “Little Angel / malaikat kecil” dalam menangani pandemi Covid-19 saat ini.
Solusi Produktif di masa pandemi:
Situasi keadaan pandemi saat ini membuat banyak orang mengalami kejenuhan, dikarenakan hampir segala aktivitas diluar rumah diberhentikan sehingga menjalani setiap harinya kurang produktif. Dengan begitu, berikut ini beberapa solusi produktif yang dapat dilakukan oleh kalangan mahasiswa dan masyarakat umum diantaranya:
1. Merancang jadwal prioritas harian agar lebih produktif dan terarah, hingga dapat mempersiapkan Goals di masa New Normal dan pasca pandemi
2. Olahraga exersice di halaman rumah sekitar 15-30 menit untuk menjada tubuh tetap vit dan sehat
3. Mengikuti webinar skala Nasional sampai Internasional yang terkait dengan bidang ilmu dan passion yang disukai
4. Belajar memasak makanan sehat dan menerapkan pola hidup sehat
5. Mulai menanam Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di pekarangan rumah seperti: Jahe, Kunyit, Serai, tanaman kelor juga penting untuk menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh dari covid-19 dengan membuat teh hijau kelor, selain itu menanam sayuran dan buahan juga menjadi pelengkap kebutuhan harian.
Dengan demikian, keterlibatan semua pihak sangat dibutuhkan dalam menghadapi tantangan dampak pandemi ini. Dan salah satu solusi akhirnya dengan pendekatan Pentahelix yang merupakan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, akademisi, komunitas dan media tentu penanganan dampak pandemi ini akan lebih terencana dan terpadu.
Kini saatnya beradaptasi dengan kondisi. Perubahan tidak akan terjadi dengan berdiam diri menunggu akhir pandemi. Peran mahasiswa sebagai agent of change tentunya juga tetap mengikuti protokol-protokol kesehatan, selain itu juga harus dapat memberikan solusi kreatif guna menunjang aktivitas dan produktivitas di perkuliahan dan di masyarakat. Tentu aktivitas yang dilakukan harus senantiasa dalam kerangka mendukung pengendalian virus corona. Tantangan peningkatan prestasi mahasiswa ditengah pandemi harus dapat menyikapi dengan serius agar semangat juang mahasiswa di Indonesia dapat bergerak dengan kegiatan produktif serta masyarakat juga dapat berperan serta secara aktif dengan perilaku yang bertanggungjawab.
Penulis: Oktaviandi Armansyah (Mahasiswa asal Pematang Siantar Sumatera Utara, Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh yang sedang melaksanakan KKN Penulisan Karya Pengabdian)
Dosen Pembimbing: Joelman Subaidi, S.H., M.H.