-->

Astri Kasih Jatah, Tapi Suami Tetap Pergi Genjot Pejabat Disdik Hingga Pingsan

09 November, 2020, 16.12 WIB Last Updated 2020-11-09T09:12:22Z

LINTAS ATJEH | JAKARTA - Kasus sepasang pejabat Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara, yang ditemukan tanpa celana dan pingsan di mobil pada 4 Juni 2020, rupanya belum tuntas.


Pelaku Zulkifli alias Zul (37) dan wanita selingkuhannya H (39) dinyatakan terbukti melakukan perzinaan dan divonis hukuman penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Kisaran.


Zul merupakan Korwil Dinas Pendidikan Kecamatan Rawan Panca Arga. Sedangkan H menjabat sebagai bendahara pembantu di Dinas Pendidikan di Kecamatan Meranti.


Meski divonis bersalah dan mendapatkan sanksi penurunan pangkat, Zul dan H masih tetap berstatus sebagai PNS.


Keputusan ini membuat Astri Marini, istri Zul kecewa karena dianggap terlalu ringan.


Didampingi ibunya Zahfrida Marpaung, dan beberapa keluarga, Astri sengaja terbang ke Jakarta mendatangi Kantor KASN (Komisi Aparatur Sipil Negara) minta keadilan.


Astri, perempuan cantik ini, bekerja sebagai guru PNS di salah satu Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Asahan. Kehidupan rumah tangganya dengan Zulkifli alias Zul, sudah dijalani 10 tahun.


Menurut Astri, selama 10 tahun itu hanya dua tahun ibu tiga anak ini menikmati kebahagiaan.


Delapan tahun, dia mendapatkan tekanan batin karena Zul punya banyak pacar. Astri tahu suaminya selingkuh berkali-kali selama delapan tahun karena sering menerima WhatsApp dari para pacar Zul.


Entah itu lewat handphone Zul maupun langsung ke ponsel pribadinya. Namun, Astri berusaha menutup mata dan telinga. Dia luluh karena rayuan suaminya yang memang ganteng, yang minta Astri untuk tidak melaporkan masalah tersebut ke pimpinannya.


Astri selalu berusaha memaafkan suaminya yang berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya. Dia berpikir, karir suaminya sedang bagus-bagusnya. Kalau dilaporkan, akan berdampak buruk pada karir Zul.


Semua perbuatan Zul tidak ada yang tahu kecuali Astri dan keluarga Zul. Astri sengaja menceritakan perbuatan Zul kepada mertuanya dengan harapan bisa dinasihati.


“Kalau mamak, abang, dan adik awak enggak ada yang tahu. Kawan baik awak tahu juga dan mereka yang selama ini menguatkan awak,” kata Astri .


Astri Marini didampingi ibunya mengadu ke Komisi ASN. Foto via JPNN

Sampai suatu saat Astri melihat pesan WhatsApp H masuk ke ponsel suaminya. H mengirimkan pesan mesra yang membuat Astri naik pitam.


Tanpa sepengetahuan Zul, Astri pun membalas pesan H itu dan dijawab H salah sambung. Tidak percaya dengan H, Astri minta klarifikasi Zul.


Lagi-lagi Zul bersumpah bahwa H hanya sebagai rekan sekerja sesama PNS. Terlanjur marah, Astri pun melaporkan perselingkuhan itu kepada keluarganya.


Di depan keluarga Astri, Zul kembali bersumpah tidak punya hubungan spesial dengan H. Karena tidak percaya, Astri meminta Zul membawa H dan suaminya untuk menyelesaikan masalah ini.


“Awak bilang, si H harus bawa suaminya, jadi biar tahu kalau istrinya pelakor,” ucapnya.


Singkat cerita, pertemuan itu terjadi tetapi tanpa suami H. Dalam pertemuan itu baik H maupun Zul berusaha meyakinkan Astri kalau mereka tidak ada hubungan spesial.


Namun Astri tidak percaya. Dia hanya mengingatkan Zul dan H. Kalau memang saling suka silakan halalkan saja tetapi ceraikan dulu Astri.


Permintaan Astri untuk cerai tidak diterima Zul. Baik Zul dan H berjanji tidak akan berhubungan lagi.


Setelah pertemuan itu, Astri dan Zul sempat memutuskan pisah rumah sekitar sepekan untuk instrospeksi.


Zul kemudian kembali ke rumah dan berjanji akan memperbaiki hubungan rumah tangganya. Astri pun menerima dengan hati lega. Namun, lagi-lagi Astri tersakiti.


Saat akan menyiapkan makanan sahur untuk keluarganya, tanpa sengaja dia melihat pesan masuk di ponsel suaminya. Betapa terkejutnya Astri membaca pesan elektronik dari H untuk Zul.


“Awak baca, isi pesannya, sayang di mana ya tempat main yang bagus, sudah kangen nih,” kata Astri mengutip isi WhatsApp H.


Karena marah, Astri menuntut kejujuran Zul. Namun, lagi-lagi Zul bisa menaklukkan hati Astri. Seolah tidak terjadi apa-apa keduanya menjalani Ramadan Mubarak.


Astri hanya mengadu kepada rekan kerjanya dan diberikan nasihat untuk tegar. Astri hanya disarankan untuk meminta kepada Allah SWT diberikan petunjuk. Tunjukkan bahwa perselingkuhan itu memang ada.


Tanggal 3 Juni, anak Astri sakit sehingga sejenak dia bisa melupakan rasa sakit hatinya.


Walaupun sudah memaafkan Zul, feeling Astri mengatakan, suaminya dan H punya hubungan spesial. Apalagi Zul tidak pernah pulang sore. Selalu pulangnya malam habis Maghrib.


Astri sakit hati karena mereka sama-sama berteman, sama-sama PNS di bawah naungan Dinas Pendidkan Kabupaten Asahan. Semuanya berusaha dia simpan di hati karena ingat ketiga anaknya.


Walaupun tahu Astri capek mengurus anak sakit, Zul tetap meminta jatah untuk dilayani istrinya. Astri pun luluh dan meladeni Zul melakukan hubungan suami-istri.


Kamis 4 Juni, hari naas buat Zul dan H. Zul pamit ke Astri hendak ke Inspektorat Kabupaten Asahan. Ternyata dia berangkat tidak sendiri tetapi didampingi H.


Zul pun sempat menghubungi Astri menanyakan apakah anaknya sudah turun demamnya. Hingga hari berganti malam, Zul pun belum pulang.


Betapa kagetnya Astri mendapatkan telepon dari keluarga Zul, kalau suaminya dibawa ke rumah sakit karena pingsan.


Karena panik, Astri dan keluarganya mendatangi rumah sakit. Dia pun merawat Zul dari jam 12 malam hingga besoknya (5/6).


Saat itu Astri belum tahu apa-apa tentang kejadian suaminya dan H ditemukan tanpa bercelana di mobil serta pingsan.


Setelah melihat berita dan video viral suaminya itu, Astri melaporkan kasus tersebut ke polisi.


“Jadi, sehari sebelum dia kedapatan main sama H, Zul itu sempat minta jatah sama awak dan awak ladeni. Makanya awak sakit hati, apa yang kurang dengan awak ini kok tega dia khianati awak berkali-kali,” tuturnya.


Pasca kejadian itu Astri mengaku stres berat. Dia hampir bunuh diri karena tidak kuat menahan malu. Begitu juga putri pertamanya yang duduk di kelas IV SD.


“Anak awak di-bully kawan-kawannya. Mereka bilang itu ya anak PNS yang mesum di mobil sampai pingsan. Saat itu awak sudah sempat pendek akal mau minum racun bersama anak-anak biar enggak malu lagi,” tuturnya.


Beruntung Astri punya keluarga yang mendukung penuh sampai akhirnya Astri bisa move on, berjuang menuntut keadilan.


Tuntutan Astri cuma satu, suaminya harus dipecat karena sudah memalukan keluarga besar dan merendahkan harkat martabat PNS.


Sebagai sesama PNS, Astri tidak terima bila perbuatan mesum yang viral itu hanya diberikan sanksi penurunan pangkat dengan alasan berdasarkan hati nurani. Sanksi itu terlalu ringan untuk kesalahan fatal yang dibuat Zul.


“Kenapa awak sampai ke Jakarta? Karena di Kabupaten Asahan awak tidak dapat keadilan itu. Kenapa keputusan Inspektorat hanya melandaskan hati nurani karena pelaku mesum (H) punya anak tiga yang harus dibiayai. Sementara perasaan awak, istri yang terzalimi tidak dilihat. Ini sangat tidak adil,” tandasnya.[Pojoksatu]

Komentar

Tampilkan

Terkini