-->

DD-BWI Luncurkan Retina dan Glaukoma Center Satu-satunya di Asia Tenggara, Berdiri dari Wakaf

23 Oktober, 2020, 20.37 WIB Last Updated 2020-10-23T13:37:34Z



LINTAS ATJEH | BANTEN -Bekerjasama dengan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Pada tahun 2017, Yayasan Dompet Dhuafa membangun Rumah Sakit Mata Achmad Wardi yang merupakan Rumah Sakit Mata pertama yang dibangun dan dikembangkan berbasis Wakaf. Dalam meningkatkan pelayanan kesehatan mata masyarakat pada Rabu (20/10/2020), Rumah Sakit (RS) Mata Achmad Wardi Dompet Dhuafa Center meresmikan pelayanan Retina dan Glaukoma Center yang bertempat di RS. Mata Achmad Wardi, Serang, Banten, Jum'at (23/10/2020).


Peresmian Retina dan Glaukoma Center Rumah Sakit Mata Achmad Wardi dilakukan secara daring oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Dr. K.H. Ma’ruf Amin, Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati, S.E, M.Sc.,Ph.D, Menteri Agama RI Fachrul Razi, S.I.P.,S.H.,M.H, Ketua Badan Pelaksana BPKH Dr. Anggito Abimanyu, M.Sc, selain itu turut hadir secara langsung (offline) di RS. Mata Achmad Wardi dengan tetap memperhatikan protocol Covid-19. Hadir secara langsung Ketua Badan Pelaksana Badan Wakaf Indonesia (BWI) yakni Prof. Dr. H. Mohammad NUH, DEA, H.Syafrudin, S.Sos sebagai Walikota Serang, M.Si, Ketua Yayasan Dompet Dhuafa Republika (DDR) yakni Nasyith Majidi, Penasehat Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) yakni Prof Dr. dr. Nila Moeloek, SpM (K).


“Terima kasih atas penambahan layanan Rumah Sakit Mata Achmad Wardi pertama di Asia Tenggara yang dibangun dengan dana wakaf, harapan saya hal ini menjadi pilar dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya kesehatan dalam menuju masyarakat yang unggul. Rumah Sakit dengan dana wakaf merupakan contoh nyata penggalan dana wakaf. Akan tetapi di masyarakat literasi tentang wakaf masih rendah, dibandingkan literasi tentang zakat. Padahal menurut ulama, wakaf merupakan pahalanya tidak pernah putus. Rumah Sakit Achmad Wardi merupakan contoh inovasi dalam pemanfaatan aset tak bergerak di bidang wakaf, apresiasi saya kepada Dompet Dhuafa dan BWI yang telah menambahkan fasilitas retina dan glaukoma center,” Ucap Prof. Dr. K. H. Ma'ruf Amin, Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia.


Pada tahun 2020 Badan Wakaf Indonesia melakukan penghimpunan dana wakaf dan berhasil terhimpun sebesar Rp50,849,000,000,- (Lima puluh milyar delapan ratus empat puluh sembilan juta rupiah). Dana tersebut dibelikan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) sebagai Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS) untuk membiayai Pembangunan Retina Center Rumah Sakit Mata Achmad Wardi. Rumah Sakit Mata Achmad Wardi juga mendapat dukungan Pembiayaan dari BNI Syariah dengan nilai Pembiayaan Rp. 8,8 Milyar dengan sumber pembayaran dari kupon Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS). Kombinasi investasi dana wakaf di CWLS dan Pembiayaan Perbankan Syariah menjadi terobosan untuk mengembangkan aset wakaf produktif sehingga diharapkan dapat direplikasi untuk pembangunan rumah sakit mata berbasis wakaf di daerah lain.


“Inilah bentuk contoh pemanfaatan keuangan berbasis islam yaitu wakaf. Harapannya ekonomi Islam menjadi pondasi yang ekslusif dengan berbagai kerjasama. Ini merupakan wujud nyata berbasis syariah wakaf produktif dari CWLS, instrumen mendorong wakaf produktif dalam pemanfaatan aset-aset seperti retina center, CWLS, diharapkan masyarakat dimudahkan wakafnya memberikan manfaat yang luas,” Ucap Sri Mulyani Indrawati selaku Menteri Keuangan Republik Indonesia


Pengoperasian Rumah Sakit Mata Achmad Wardi beserta fasilitas Katarak, Retina dan Glukoma Center menjadi tonggak sejarah ekosistem wakaf yang paripurna, dimana menggabungkan pengelolaan harta benda wakaf bergerak dan tidak bergerak, penghimpunan wakaf uang bertag  line “WAKAF ANDA UTUH DAN DAPAT DIMILIKI KEMBALI, dimana hasil penghimpunan diinvestasikan pada sukuk Wakaf serta kuponnya digunakan untuk penambahan fasilitas layanan Retina  Centre di Rumah Sakit Mata Achmad Wardi melalui skema pembiayaan Syariah dari LKS PWU.


“Dengan hadirnya Pusat Retina dan Glaukoma tersebut, warga Banten diharapkan tidak perlu jauh-jauh untuk berobat ketika retina terganggu. Begitu juga warga bisa datang ketika mengalami glaucoma yang ditandai dengan mata mengalami kemunduran ketajaman penglihatan,” ucap Mohammad Nuh selaku Ketua Badan Pelaksana BWI.


Pada acara tersebut juga dilakukan Penandatanganan Nota Kesepahaman Bersama Antara Badan Wakaf Indonesia dengan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Provisni Jawa Barat dalam hal Pendirian Rumah Sakit Mata Berbasis Wakaf di Provinsi Jawa Barat. Kerjasama sama ini merupakan sinegi pertama kalinya dalam hal pengelolaan Wakaf dan Zakat untuk aset wakaf produktif. Dalam acara tersebut juga dilakukan penandatanganan MoU dengan UNDP Indonesia untuk Pembangunan Yang Berkelanjutan. Badan Wakaf Indonesia juga menerima Komitmen penghimpunan wakaf uang dari Yayasan Wakaf Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makasar. Rumah Sakit Mata Achmad Wardi juga menerima bantuan senilai Rp 1 M, untuk Operasi Vitrektomi dan Glukoma Bagi Dhuafa yang diserahkan Ketua Yayasan DDR, Nasyith Majidi.


“Tugas kemanusiaan menjadi tugas kita bersama, dengan yang sekecil apapun bisa berwakaf, ini menjadi gerakan kemanusiaan. Kami mengajak masyarakat untuk dapat berwakaf.Melalui peresmian Retina dan Glaukoma Center kita harapkan dapat memberikan sosial impact kepada masyarakat luas setiap pemilik dana yang dititipkan kepada Dompet Dhuafa, baik berbentuk dana Zakat, Infak, Sedekah atau wakaf (ZISWAF) berharap agar dapat menciptakan manfaat besar sehingga pahalanya maksimal.”Ucap Ketua Yayasan DDR Nasyith Majidi.


Pada  kurun waktu 2 tahun beroperasi, Kinerja Rumah Sakit Mata Achmad Wardi dinilai sangat baik.Akhir tahun 2019 telah berhasil membukukan laba bersih senilai Rp. 3,3 Milyar. Kesuksesan dalam mengoperasikan Rumah Sakit Mata Achmad Wardi menginspirasi untuk mendirikan fasilitas kesehatan mata berbasis wakaf di seluruh Indonesia. Berdasarkan data gangguan indera penglihatan di Indonesia yang bersumber dari Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) tahun 2014-2016, menunjukkan prevalensi kebutaan terjadi pada penduduk yang berusia 50 tahun ke atas adalah sebesar 3,0% atau berjumlah sekitar 7,8 juta penduduk Indonesia. Angka Prevalensi ini jauh di atas standar kebutaan menurut WHO sebesar 0,5%. Atas dasar inilah maka pembangunan fasilitas kesehatan mata berbasis wakaf sangat dibutuhkan agar Indonesia terhindar dari tsunami katarak dan kebutaan mata.[*/Red]

Komentar

Tampilkan

Terkini