LINTAS ATJEH | ACEH TAMIANG - Bantuan dana insentif dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) untuk penanganan Covid -19 bagi tenaga kesehatan di Kabupaten Aceh Tamiang sudah masuk ke kas daerah setempat.
Kepala Bidang Perbendaharaan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Aceh Tamiang, Tri Eka Indra Bakti, saat dikonfirmasi melalui telepon seluler, Selasa (22/09/2020) membenarkan bahwa intensif penanganan Covid-19 sudah masuk ke kas daerah sejak dua bulan lalu.
Indra menjelaskan, dana insentif penanganan Covid-19 bantuan dari Kemenkes RI yang sudah masuk ke kas daerah baru untuk Dinas Kesehatan saja.
Namun, jelasnya lagi, untuk Dinas Kesehatan, dari 15 Puskesmas yang ada di Kabupaten Aceh Tamiang, baru 8 Puskesmas yang mengamprah pencairan dana insentif penanganan Covid-19.
"Tenaga kesehatan di seluruh Puskesmas di Kabupaten Aceh Tamiang yang mendapatkan bantuan dana insentif penanganan Covid -19 berjumlah 70 orang," terang Indra.
Menurut Indra, penyebab keterlambatan pencairan dana insentif penangan Covid -19 untuk tenaga kesehatan tergantung pengajuan dari dinas yang bersangkutan.
"Jika pengajuan cepat kami terima, pasti segera kami cairkan. Adapun sebab terlambat pencairan karena sampai saat ini belum diajukan dan ada mungkinan hal itu terjadi kareba mereka yang belum siap administrasinya," terangnya lagi.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Aceh Tamiang, Ibnu Azis, SKM, membenarkan, jika baru 8 dari 15 Puskesmas yang ada di Kabupaten tersebut yang baru menerima, atau sudah mencairkan dana insentif bantuan dari Kemenkes RI tersebut. Sementara yang lainnya masih dalam proses.
"Namanya pencairan uang kan perlu disiapkan macam-macam laporan, mungkin ini yang mereka belum tuntas.Rata-rata permasalahan beberapa puskesmas yang belum mencairkan dana insentif karena disebabkan administrasi yang belum tuntas," ungkap Aziz.
Aziz juga mengaku bahwa jumlah tenaga kesehatan seluruh Puskesmas yang mendapat jatah penerima insentif untuk wilayah kerja Dinas Kabupaten Aceh Tamiang sebanyak 70. Besaran tenaga intensif mereka selama satu tahun sekitar Rp. 1,5 miliar lebih.
"Saat ini intensif yang baru ditransfer pemerintah pusat sekitar Rp.900 juta. Dan dari jumlah itu, baru delapan Puskesmas yang sudah cair," pungkasnya. [ZF]