LINTAS ATJEH | ABDYA -Penolakan kehadiran Majelis Pengkajian Tauhid Tasawwuf (MPTT), oleh ratusan warga dari berbagai elemen di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), beberapa hari lalu telah menginisiasi puluhan pemuda di ‘Bumou Teungku Peukhan’ itu, menuntut MPU Aceh dan Forkopimda Aceh segera turun tangan terkait adanya kisruh tersebut.
Hari ini, Senin (29/09/2020), puluhan Pemuda Pecinta Ulama menggelar aksi diam dengan menutup mulut memakai masker dilakban untuk menyuarakan tuntutan tersebut, berpusat di Simpang Cerana, Blangpidie.
Massa aksi diam tersebut, juga melakukan long march dengan membagikan ratusan masker dan selebaran. Massa bergerak dari Lapangan Persada menuju Simpang Cerana, dilanjutkan menuju ke Jalan H Ilyas. Kemudian menuju Jalan Pendidikan dan kembali lagi ke Simpang Cerana, dan finish di Lapangan Persada Blangpidie.
Masrian Mizani yang dipercaya sebagai koordinator lapangan mengatakan, aksi diam dan damai yang dilakukan itu untuk memohon kepada MPU Aceh agar segera turun tangan menyelesaikan konflik antar umat yang terjadi akhir-akhir ini.
"Kita tidak ingin ada konflik lagi terjadi di tengah umat. Atas dasar itu, kami memohon kepada orang tua dan guru-guru kami di MPU Aceh untuk segera turun tangan menyelesaikan kisruh yang terjadi akhir-akhir ini," pintanya.
Kata dia, dikhawatirkan jika MPU Aceh tidak segera turun tangan akan menimbulkan konflik yang tidak diinginkan.
"Ada tiga tuntutan yang disampaikan dalam aksi diam dan damai tersebut," sebut Masrian.
Pertama, kata dia, meminta MPU dan Forkopimda Aceh untuk segera menyelesaikan persoalan umat yang terjadi di Abdya. Kedua, pemuda pencinta ulama memohon kepada seluruh ulama untuk bersatu dalam membimbing dan membina umat.
"Terakhir, agar masyarakat Abdya untuk merawat persatuan antar sesama dalam bingkai ukhuwah islamiyah," harapnya.
"Inti dan pesan yang ingin kita sampaikan dalam aksi ini adalah, kita harus satu, sesuai dengan moto Abdya, yaitu sapeu kheun sahoe langkah," tandas Masrian.[Red]