-->


Darud Donya Aceh: Terima Kasih Turki Atas Dikembalikannya Hagia Sophia Menjadi Masjid

11 Juli, 2020, 19.27 WIB Last Updated 2020-07-11T12:27:45Z
LINTAS ATJEH | BANDA ACEH - Pemimpin Darud Donya Aceh, Cut Putri mengucapkan selamat dan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Yang Mulia Presiden Erdogan yang telah mengembalikan Hagia Sophia sebagai masjid. 

Seperti diketahui, pada 10 Juli 2020, Presiden Turki Erdogan telah berhasil menjadikan situs sejarah Hagia Sophia di Istambul Turki kembali berfungsi sebagai masjid. Setelah hampir seratus tahun, untuk pertama kalinya adzan kembali di kumandangkan di Masjid Hagia Sophia.

Hal yang sangat membahagiakan dan membanggakan ini disambut haru oleh rakyat Aceh. Sejak lama bangsa Aceh selalu mengingat akan Hagia Sophia. 

"Hubungan persaudaraan Aceh dan Turki yang telah terjalin erat selama ratusan tahun, membuat Turki dan Masjid Hagia Sophia begitu lekat dan lestari dalam ingatan dan hati rakyat Aceh. Ketika orang Aceh datang ke Istambul Turki maka orang Aceh pasti datang ke Masjid Hagia Sophia," terang Cut Putri. 

Cut Putri, Ketua Darud Donya Aceh pun menceritakan kenangan sejarah bangsa Aceh, yaitu pada saat Sultan Aceh Sultan Alaiddin Al Kahhar mengirimkan utusan ke Istanbul pada tahun 1565, untuk meminta bantuan Turki membantu Kesultanan Aceh Darussalam melawan Portugis yang menjajah Kawasan Melayu dan Nusantara, bahkan penjajah waktu itu menghalangi dan melarang rakyat Aceh menunaikan ibadah haji.

Saat itu utusan Sultan Aceh harus menunggu dua tahun lamanya, karena ketika utusan tiba dari Aceh, Sultan Turki Sultan Sulaiman meninggal tahun 1566, dan digantikan oleh Sultan Selim II, akibatnya utusan Aceh menunggu dua tahun lamanya. 

Akhirnya atas pertolongan Allah para utusan Aceh yang memakai pakaian khas tradisional Aceh dan hadir dalam salat Jum'at di Masjid Hagia Sophia, diihat oleh Sultan Turki. 

Ketika Sultan Selim II melihat utusan Aceh yang memakai pakaian Aceh di Masjid Hagia Sophia, maka tahulah Sultan bahwa utusan Aceh sudah lama menunggu. Atas  kebaikan hati Sultan, kemudian utusan Aceh yang datang dari jauh pun diterima.

Karena jauhnya perjalanan dari Aceh Darussalam dan serangan musuh penjajah yang bertubi-tubi dalam perjalanan laut, maka segala perbekalan dan hadiah Sultan Aceh kepada Sultan Turki pun habis dalam perjalanan, karena kehabisan persediaan maka hanya tersisa secupak (setumpuk) lada yang kemudian diberikan oleh utusan Aceh kepada Sultan Turki. 

Hadiah tulus lada secupak itu diterima dengan segala senang hati oleh Sultan Turki, yang dibalas dengan memberikan meriam raksasa bersepuh emas, yang di Aceh dikenal sebagai Meriam Lada Sicupak. 

Ketika Sultan Turki tahu kekejaman Portugis terhadap Islam di tanah Melayu Nusantara termasuk Aceh, maka Sultan Turki mengirimkan bala bantuan pasukan perang, para ahli membuat persenjataan, beserta  jenderal perang dari Turki ke Aceh.

Dengan adanya pengiriman bantuan ini Kesultanan Aceh Darussalam berhasil memukul mundur Pasukan Portugis, maka Aceh bersama Turki meraih kemenangan di Asia Tenggara.

Pasukan Turki lalu menetap dan berketurunan di Aceh, ini terbukti antara lain dengan adanya situs sejarah makam para pasukan perang asal Turki di Gampong Bitai Banda Aceh. Tercatat Wakil Perdana Menteri Turki, Fikri Isik pun pernah berkunjung ke pusara tentara Turki, di kampung yang terkenal dengan sebutan Kampung Turki itu.

Kisah kebaikan hati Sultan Turki terhadap Aceh, selalu dikenang dan diceritakan turun temurun oleh rakyat dan bangsa Aceh dari generasi ke generasi, hingga kini dan sampai masa yang akan datang.

Pertemuan utusan Sultan Aceh dan Sultan Turki, sehingga Aceh dan Turki berhasil meraih kemenangan di Asia Tenggara, semua bermula di Masjid Hagia Sophia. Masjid Hagia Sophia adalah ikon Islam sejak ratusan tahun. 

Ketika kini Masjid Hagia Sophia dikembalikan sebagai masjid, maka Aceh dan seluruh umat Islam dunia menyambut bahagia. 
Cut Putri mengatakan, kisah Masjid Hagia Sophia yang dulunya dijadikan museum selalu menjadi cerita duka di Aceh, yang kerap diceritakan dalam ceramah para khatib dan Teungku Mesjid dan Pengajian dari generasi ke generasi. Ketika orang Aceh datang ke Turki dan berniat shalat di Masjid Hagia Sophia, maka orang Aceh bersedih karena tiada lagi Masjid Hagia Sophia.

Karenanya rakyat Aceh bertekad mempertahankan keislaman di Aceh sehabis-habisnya, agar Aceh tidak bernasib sama seperti Hagia Sophia dan Andalusia. 

"Dan hari ini Masjid Hagia Sophia telah kembali. Tiada cukup ucapan ribuan terima kasih, betapa bahagianya kami di Aceh Darussalam, bahwa saudara kami, Pemimpin Turki Presiden Erdogan telah mengembalikan Hagia Sophia sebagai Masjid. Aceh dan Dunia Islam berterima kasih kepada Presiden Erdogan. Salam kami dari Aceh Darussalam" ucap Cut Putri penuh syukur.

"Apa yang dilakukan Turki dengan menjadikan situs sejarah Hagia Sophia kembali sebagai masjid, menjadi teladan bagi rakyat dan bangsa Aceh, untuk terus berjuang mempertahankan marwah Islam di Aceh. Salah satunya dengan menjaga dan melestarikan situs-situs sejarah, bukti kebesaran Islam di Aceh Darussalam," tandas Cut Putri.[*/Red]
Komentar

Tampilkan

Terkini