LINTAS ATJEH | PIDIE - Ketua Koalisi Masyarakat Aceh Bersatu (KMAB) Dahmi Nuzula beranggapan BPJS itu satu jaminan masyarakat Indonesia bukan untuk si miskin atau si kaya, tingggal mau atau tidak menggunakan jalur yang sudah dibayar negara.
Namun ada hal yang sangat disayangkan oleh Fahmi, seperti pelayan yang mau dilayani sampai sistem langitan rumah sakit yang memaksakan Fahmi mengingat rumah sakit di Somalia.
"Harapan saya Aceh harus mampu memanfaatkan semua sumber dana untuk fasilitas kesehatan. Salah satunya di ranah kesehatan ini sangat melambangkan cerminan pemimpin suatu daerah," ungkap Fahmi Nuzula melalui pesan whatsapp, Senin (22/06/2020).
Lanjut Fahmi, saya pastikan Pidie hari ini melakukan pembangunan fisikal dan moral nol besar. Menurut dia, hanya pencitraan yang terlalu dipaksakan untuk diakui bahwa pemerintah memang berhasil.
Fahmi menjelaskan ada beberapa poin yang harus dibenahi. Pertama, perlakukan pasien gawat darurat dengan katertek yang tinggi. Misalnya segera meninggalkan kegiatan lain, jangan anggap sepele apalagi ini Aceh orangnya sensitif bisa berakibat masyarakat beranggapan bahwa petugas medis itu kurang peka bahkan paling tidak ingin dianggap sombong dan pilih bulu dalam pelayanan.
Kedua, lakukan penanganan dengan hati. Anggaplah bahwa itu memang sudah tugasnya sebagai tenaga medis.
Ketiga, jangan menyampaikan aturan baru di depan pasien yang lagi sekarat. Misalnya pembatasan pendampingan satu orang atau dua saat pasien lagi sekarat.
"Ini bukan saja bisa berakibat hal-hal yang tidak bagus tapi melambangkan bahwa pemerintahan Pidie gagal membangun moral di ranah kesehatan Kabupaten Pidie," tukasnya.
Kemudian yang paling membuat saya tidak bisa menerima Rumah Sakit Umum Tengku Syik Di Tiro, kata Fahmi, seperti kurang perawatan salah satu yang paling konyol saluran air tidak berfungsi.
"Air itu khan suatu yang paling sakral mesti harus steril tanpa memandang waktu. Artinya harus betul-betul bagus sebagaimana program pencitraan yang dicanangkan di meja kopi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie," sindirnya.
Masih kata Fahmi, harapan saya Pemerintahan Pidie segera harus membenahi demi terciptanya pelayanan kesehatan secara baik bagi seluruh masyarakat Pidie. Saya bukan tidak punya uang untuk melakukan proses persalinan istri di VIP, tapi saya merasa punya hak yang sama untuk merasakan bagaimana menjadi rakyat biasa.
"Saya sangat menyayangkan kegagalan Pemerintahan Pidie khususnya di ranah pelayanan kesehatan. Saya berharap siapapun periode depan terpilih sebagai bupati perkuat program pelayanan yang berbasis rakyat, lakukan langkah pembangunan dengan hati bukan dengan nafsu kekuasaan," pintanya.
Sambung dia, cukup sudah rakyat kecil terabaikan mulai dari konflik Aceh berkepanjangan sampai selesai MoU Helsinki pun masyarakat masih tidak terlayani secara manusiawi.
"Tentu saya tidak mau membahas konflik dan perdamaian tapi saya menyayangkan anggaran melimpah yang mampu dihidangkan untuk rakyat hanya canang atau pencitraan konyol yang harus rakyat akui bahwa pemangku kekuasaan memang hebat," ujarnya miris.[*/Red]