-->

Terkait Kasus Pengancaman, Hidayat Pulo dan Makmur Budiman Belum Berdamai

23 April, 2020, 15.10 WIB Last Updated 2020-04-23T08:10:58Z
LINTAS ATJEH | BANDA ACEH - Wartawan media online Indojayanews.com mengaku belum berdamai dengan pengusaha yang juga Ketua Kadin Aceh Makmur Budiman terkait kasus pengancaman yang diduga dikakukan oleh Makmur terhadap Hidayat beberapa waktu lalu.

"Saya bahkan tidak ada komunikasi lagi dengan Pak Makmur sejak hari dia mengancam saya di Cafe Donya Drop Daruet (Donya Kupi)," kata Hidayat melalui siaran persnya, Kamis (23/04/2020).

Saat ditanya bagaimana perkembangan kasus dugaan pengancaman oleh Ketua Kadin Aceh, Hidayat mengaku masih menunggu kabar dari Penyidik Polda Aceh.

"Kemarin itu saya dengar mau gelar perkara. Penyidik Polda Aceh masih mengumpulkan keterangan lainnya termasuk dari Ahli Hukum Pidana, agar kasus ini jelas. Yang diminta keterangan mungkin terkait kata paket ancaman biar jelas dan ada kepastian hukum," kata Hidayat.

Putra Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar ini mengaku mempercayakan semuanya kepada pihak penegak hukum. Ia percaya kasus tersebut ditangani dengan serius oleh pihak kepolisian.

"Publik juga memantau. Saya berharap kasus ini menjadi bagian edukasi hukum kepada kita semua. Kalau salah maka harus dinyatakan salah, kalau benar maka wajib dikatakan benar. Tidak boleh main-main, supaya rakyat tidak selalu menganggap hukum tumpul ke bawah," tegasnya.

Bayangkan, kata Hidayat, jika setiap kasus hukum melibatkan orang berpengaruh tidak bisa diselesaikan dengan adil, pandangan rakyat terhadap penegak hukum pasti acuh.

"Makanya, kita tunggu saja bagaimana prosesnya. Kalau terlapor beralibi tidak melakukan, ya itu biasa terjadi. Kalau mengaku mengirim paket, maka dapat dipastikan, terlapor mengakui perbuatannya, selanjutnya penegak hukum yang menentukan sikap berdasarkan bukti itu," jelas Hidayat.

Pemuda Pulo Aceh ini mengaku, dirinya hanya menunggu sikap bijaksana dan jiwa besar Ketua Kadin Aceh itu meminta maaf atas kesalahannya. Hidayat juga mengaku mau memaafkan jika Makmur mengakui kesalahan.

"Tidak mungkin juga orang mau mengirim paket ramadhan atau paket lebaran dengan cara mengancam. Kalau mau kirim paket ramadhan itu tak perlu harus dengan cara ngancam. Orang baik dan berjiwa besar itu biasanya tidak takut mengakui kesalahan," tambahnya.

Lagipula, lanjut Hidayat, belum pernah ada wartawan yang dikirim paket sembako ke rumah. Menurut Hidayat, kalau ada wartawan dikirim paket sembako ke rumah oleh oknum pengusaha, dapat dipastikan itu suap.

"Lagian, saat pengancaman ingin mengirim paket itu terjadi, Aceh masih normal belum ada lockdown atau heboh ada penyebaran covid-19. Jadi kalau ada alibi itu bukan ancaman, coba dijelaskan itu paket berisi apa? Saya yakin tidak ada yang bisa menjelaskan, karena ancaman itu saya yang rasakan," demikian Hidayat.[*/Red]
Komentar

Tampilkan

Terkini