LINTAS ATJEH | BANDA ACEH - Annisa (27 tahun) duduk dengan wajah murung, selama di ruang Kepala Dinas Sosial Aceh Alhudri, dia lebih banyak menunduk, dan menutup sebagian wajahnya dengan jilbab cream yang dikenakannya. Hanya sesekali ia menoleh ke Alhudri yang duduk berhadapan di depan mejanya.
Selama di ruang Kadinsos Aceh, Annisa yang didampingi Konsuler KBRI Kuala Lumpur dan BNP3TKI itu tidak banyak bicara, bahkan di tengah-tengah pembicaraan tentang proses pemulangannya antara pihak KBRI dengan Alhudri, ia beberapa kali menyeka air matanya dengan tisu.
Saat ditanya bagaimana perasaannya dapat bisa kembali ke kampung halaman, Annisa dengan menunduk menjawab. "Alhamdulillah saya senang," sambil menyeka air mata dengan terbata-bata.
Gadis asal Dusun Krueng Tuan, Desa Alue Dua, Kecamatan Nisam Antara, Kabupaten Aceh Utara terlihat masih depresi setelah hampir dua tahun dia disiksa oleh majikannya di Malaysia. Annisa diberangkatkan ke Malaysia oleh agen gelap untuk dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga di Malaysia.
"Annisa dikirimkan ke Malaysia tidak secara prosedural, dikirimkan oleh pihak- pihak yang mencari keuntungan atas dirinya. Hingga dia menjadi korban penganiayaan saat bekerja di Malaysia," kata Shabda Thian, Sekretaris Pertama Konsuler KBRI Kuala Lumpur yang turut mendampingi Annisa ke Dinas Sosial Aceh.
Kepala Dinas Sosial Aceh, Alhudri, mengatakan kasus seperti ini sebetulnya sudah kesekian kali terjadi dan menimpa warga Aceh di Malaysia, bahkan sampai berujung ke ranah hukum. Sebagai pemerintah, pihaknya selalu melakukan advokasi melalui KBRI yang menjadi perpanjangan tangan pemerintah di sana.
"Selama ini, setiap ada masalah kita intens berkoordinasi dengan pihak KBRI, kemudian di daerah kita juga ada BP3TK, dan KKP. Sehingga semua (masalah) ini dapat kita tanggulangi," kata Alhudri.
Menurut Alhudri, dirinya sudah mendapatkan informasi tentang rencana Annisa akan dipulangkan ke Aceh sejak beberapa waktu yang lalu. Dan dirinya juga telah melaporkan hal itu ke Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah.
"Pak Plt Gubernur Aceh bilang ke saya, mohon ditangani sebaik mungkin," cerita Alhudri.
Karena itu, kata Alhudri, sejak kemarin, Senin (09/03/2020), pihaknya sudah melakukan penjemputan dan menyediakan penginapan. Dan hari ini, Annisa akan diantarkan oleh Dinas Sosial Aceh hingga ke kampung halaman.
"Adinda ini secara psikologis ingin pulang kampung. Ingin berjumpa dan ingin bertemu sanak family," tambah Alhudri.
Alhudri juga mengaku marah dan tidak habis pikir atas kejahatan yang dilakukan para agen-agen gelap di Aceh. Sebab menurutnya kasus Annisa ini bermula dari para agen-agen ini. Karena itu, Alhudri, mengajak kawan-kawan wartawan untuk sama-sama mensosialisasikan kepada masyarakat Aceh agar mengikuti prosedur yang disedikan pemerintah jika hendak bekerja di luar negeri.
"Tidak ada salahnya kita bekerja ke manapun, ikuti prosedur yang disediakan pemerintah sehingga tidak mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari. Dan kepada kepada agen-agen gelap ini sadarlah, sudah cukup kalian mengorbankan orang-orang yang tidak berdosa ini," tegas Alhudri.
Terimakasih Penguyuban Aceh di Malaysia
Alhudri tahu betul, bahwa peran Penguyuban Aceh di Malaysia cukup besar dalam menyelamatkan warga Aceh yang bekerja di sana. Terutama pada kasus penganiayaan berat yang dialami Annisa oleh majikannya.
Alhudri mengaku jika warga Aceh yang terhimpun dalam Penguyuban Warga Aceh di Malaysia cukup solid dan peduli terhadap nasib warga Aceh. Karena itu, dia mengucapkan terima kasih akan hal itu.
"Saya atas nama Bapak Plt Gubermur Aceh mengucapkan terima kasih kepada Penguyuban Warga Aceh yang ada di Malaysia, yang cukup luar biasa membantu saudara-saudaranya sabangsa dan setanah air, khususnya yang dari Aceh," tutup Alhudri.[Humas Aceh]