LINTAS ATJEH | ACEH SELATAN -
Kabupaten Aceh Selatan sangat membutuhkan panti untuk proses rehabilitasi pecandu narkoba. Kehadiran sarana ini, sebagai bagian dari memperkuat upaya pencegahan, pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).
Hal tersebut disampaikan Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Selatan, Ridwan, kepada LintasAtjeh.com, di gedung DPRK setempat, Tapaktuan, Kamis (19/3/2020).
Politisi muda dari Partai Aceh (PA) ini menilai, Aceh Selatan termasuk daerah rawan dalam peredaran dan penggunaan narkoba, karenanya para pengguna terutama generasi penerus yang sudah terperangkap dapat dipulihkan.
Sehingga, sambungnya, generasi tersebut ke depannya mereka mempunyai perilaku yang positif lewat rehabilitasi dan harapan hidup terfasilitasi dan dapat kembali mengisi hidupnya dengan hal yang bermanfaat bagi dirinya, keluarga bahkan bangsa dan negara.
"Selain itu kehadiran panti ini selain pusat rehabilitasi juga dalam upaya pencegahan demand reduction, edukasi serta pemberdayaanmasyarakat. Sesuai dengan kedaerahan Aceh pendidikan agama dikuatkan,” ujarnya.
Ridwan mendorong Pemkab Aceh Selatan bersama instasi terkait untuk membangun sarana ini dan mendorong wacana Plt. Bupati Tgk. Amran, untuk mengalih fungsikan bangunan terminal mopen di Kecamatan Labuhanhaji yang sudah lama terlantar dijadikan panti rehabilitasi pengguna narkoba.
Wacana ini pernah dipaparkan Tgk. Amran beberapa waktu lalu, namun belum ada aksi untuk itu dan kami dari lembaga legislative sangat mendukung demi perbaikan terhadap masyarakat Aceh Selatan yang terlibat Narkoba.
"Kenapa kami sependapat dengan lokasi di Labuhanhaji, karena lokasi tersebut merupakan daerah santri dimana banyak pondok pesantren disana, sehingga para pendidik untuk penguatan dalam bidang keagamaan mudah didatangkan,” terangnya.
Terlepas dari semua itu dia berharap Panti tersebut dapat terbangun di Aceh Selatan serta menjadi perhatian dari Badan Narkotika Nasional untuk kebutuhan daerah.
Soalnya ujar dia lagi, klinik pratama layanan rehabilitasi rawat jalan bagi pecandu dan korban penyalahgunaan narkoba yang ada selama ini di BNNK Aceh Selatan masih kurang efektif untuk pemulihan.
Sementara itu, Kepala BNNK Aceh Selatan Nuzulian, S.Sos yang didampingi Kasie Rehabilitasi Marziati, menerangkan sejak keberadaan klinik pratama sdi Aceh Selatan tahun 2017 sudah banyak pasien yang di rawat.
"Data tahun 2019 sebanyak 25 pasien yang berobat jalan dan tahun ini 2010 sebanyak 6 pasien dalam perawatan,” terang Nuzulian.
Tidak dipungkirinya efektifitas hasil perawatan kembali kepada pasien.
Menurutnya, pasien bisa saja kembali setelah perawatan karena faktor lingkungan jika di panti tentu selain perawatan rehab juga dibekali dengan berbagai pemahaman dan terisolasi dari lingkungan para penyalahgunaan narkotika sehingga lebih efektif.[Red]