PIDIE - Dukungan dari seluruh penjuru Aceh terus berdatangan untuk bersatu menyelamatkan situs cagar budaya Makam Sultan Sayed Jamalul Alam Badrul Munir Jamalullail atau yang dikenal dengan Taman Poteu Jeumaloy.
Kabar tentang kondisi kawasan cagar budaya Taman Poteu Jeumaloy yang berada di ambang kemusnahan ternyata terdengar sampai ke seluruh Aceh. Kabar tentang musnahnya cagar budaya ini sangat memprihatinkan bagi Ketua DPRK Pidie, Mahfuddin Ismail.
Hal ini disampaikannya dalam pertemuan dengan Cut Putri Ketua Darud Donya, Rabu (15/01/2020).
Berdasarkan rilis yang diterima Jum'at (17/01/2020), Ketua DPRK Pidie Mahfuddin Ismail menyatakan, bahwa sejarah Aceh yang sangat gemilang pada masa dahulu harus dijaga.
"Segenap peninggalannya perlu dilestarikan, agar generasi Aceh masa depan tahu bahwa Aceh pernah menjadi satu kerajaan yang sangat dikenal di dunia," ungkapnya.
Ketua DPRK Pidie menyatakan mendukung penuh penyelamatan kembali situs-situs bersejarah Aceh, terutama makam-makam bersejarah peninggalan kerajaan Aceh.
"Kita bangga dengan kegemilangan Bangsa Aceh dahulu, kewajiban kita untuk memastikan bahwa kebanggaan ini juga dapat diwariskan pada generasi Aceh masa depan," tegas Ketua DPRK Pidie, Mahfuddin Ismail penuh semangat.
Cut Putri selaku Ketua Darud Donya sangat berterimakasih atas dukungan Ketua DPRK Pidie dan Wakil Ketua DPRK Pidie.
"Dukungan ini menunjukkan bahwa perjuangan menyelamatkan Taman Poteu Jeumaloy ini tidak berbatas wilayah," sebutnya.
"Adalah tugas kita semua seluruh rakyat dan bangsa Aceh di mana pun berada untuk berjuang menyelamatkan marwah Aceh dan memperjuangkan seluruh peninggalan sejarah Aceh dimanapun adanya", tegas Cut Putri, Ketua Darud Donya.
Dalam pertemuan itu, Ketua DPRK Pidie ikut menandatangani Memorandum Penyelamatan Taman Poteu Jeumaloy.
Selain Ketua DPRK Pidie Mahfuddin Ismail, Memorandum Penyelamatan Taman Poteu Jeumaloy juga ikut ditandatangani oleh Wakil Ketua DPRK Pidie, Fadli. A. Hamid yang ikut hadir dalam pertemuan tersebut.[*/Red]