BANDA ACEH - Masyarakat Aceh diminta waspada karena gempa besar berpeluang terjadi pada tahun ini.
Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Mata Ie, Banda Aceh, menilai gempa yang berpotensi terjadi merupakan efek dari kejadian yang sama di Kepulauan Nikobar, India.
Menurut Kepala Stasiun BMKG Mata Ie Banda Aceh Djati Cipto Kuntoro, gempa yang terjadi di Nikobar berpengaruh terhadap patahan aktif di Aceh.
Di antaranya adalah di segmen Tripa, Lhokseumawe, Batee, Samalanga, serta Seulimeun.
"Di sana (Nikobar) lebih dari 40 kejadian gempa bumi. Setelah April ada penurunan. Akhir Desember di wilayah Sabang terjadi peningkatan," kata Djati, Minggu (5/1).
Intensitas gempa cenderung tentatif. Namun, intensitas meningkat dalam dua bulan terakhir.
Djati menjelaskan, ada beberapa gempa dirasakan, kebanyakan di wilayah Sabang atau Nikobar.
BMKG Mata Ie sendiri sudah membangun satu sensor gempa. Itu merupakan bagian dari program pembangunan shelter yang di dalamnya dipasangi 194 sensor.
Sepanjang 2019 Aceh dilanda 216 gempa. Sebanyak 16 di antaranya berkekuatan di atas lima magnitudo.
Meski gempa tidak berpotensi menimbulkan tsunami, masyarakat Aceh diminta tetap waspada.
Dengan demikian, mereka bisa mempersiapkan diri dan memilih lokasi yang aman untuk evakusai dini.[GenPI.co]