-->

Awalnya Pembenci Rasulullah, Umar bin Khattab Justru Menjadi Sahabat Nabi Muhammad SAW

04 Januari, 2020, 17.41 WIB Last Updated 2020-01-04T10:41:32Z
UMAR bin Khattab salah satu sahabat Baginda Nabi Muhammad SAW yang terkenal akan ketegasan dan keberanian yang sangat tinggi. Sebelum masuk Islam, Umar merupakan salah satu sosok yang membenci Rasulullah dan sangat keras menentang Islam. 

Umar lahir di Makkah, Jazirah Arab, sekitar tahun 584 atau 03 November 644. Ayahnya bernama Khattab bin Nufail, dan Ibunya bernama Hantamah binti Hisyam. Sebelum memeluk Islam, Umar dikenal sebagai orang keras, disegani dan ditakuti dalam kalangan kaum Quraisy. Umar juga dikenal sebagai seorang peminum berat, beberapa catatan mengatakan bahwa sebelum memeluk agama Islam, Umar suka meminum anggur.

Ketika Nabi Muhammad menyebarkan Islam secara terbuka di Mekkah, Umar bereaksi sangat antipati terhadap Nabi. Beberapa catatan mengatakan bahwa kaum Muslim saat itu mengakui bahwa Umar adalah lawan yang paling mereka perhitungkan, hal tersebut dikarenakan Umar saat itu memang sudah mempunyai reputasi yang sangat baik sebagai ahli strategi perang dan seorang prajurit yang sangat tangguh pada setiap peperangan yang ia lalui. 

Umar juga dicatat sebagai orang yang paling banyak dan paling sering menggunakan kekuatannya untuk menyiksa pengikut Nabi Muhammad. Pada puncak kebenciannya terhadap ajaran Nabi Muhammad, Umar memutuskan untuk mencoba membunuh Nabi Muhammad karena dianggap telah memecah belah suku Quraisy, namun saat dalam perjalanan menemui Nabi yang sedang berada di Bukit Shafa, Umar yang sedang jalan bergegas dengan menyandang pedangnya, bertemu dengan Nu'aim bin 'Abdullah yang sudah memeluk Islam lebih dulu. Kepada Umar, Nu'aim bertanya, "Hendak ke mana engkau wahai Umar?"

"Aku hendak menemui Muhammad, orang yang telah menimbulkan perselisihan di antara kaum Quraisy dan menganggap bodoh mimpi-mimpi mereka. Ia juga mencela agama dan mencerca tuhan-tuhan mereka. Aku akan membunuhnya!" jawab Umar.

Nu'aim menuding Umar telah menipu diri sendiri. Sebab saudara perempuan Umar, Fatimah binti Khattab dan anak pamannya, Sa'id bin Zaid sudah masuk Islam mengikuti ajaran Rasulullah SAW. "Jadi engkau harus mengurusi mereka lebih dulu," kata Nu'aim kepada Umar.

Mendengar jawaban Nu'aim, Umar pun balik badan. Tak jadi ke Bukit Shofa, Umar menuju ke kediaman adik perempuannya, Fatimah dan suaminya Sa'id bin Zaid. Di rumah Fatimah saat itu ada juga Khabbab bin al-Arut.

Kemudian ketika masuk pekarangan rumah sang adik, Umar sayup-sayup mendengar bacaan Al Quran yang dilantunkan adiknya, Fatimah. Sejumlah sumber menyebut yang sedang dibaca Fatimah, Sa'id dan Khabbab adalah Surat At-Thaha. Saat tahu ada Umar yang datang, Fatimah dan Sa'id menyembunyikan lembaran bacaan Al-Qur'an.

Umar sempat menanyakan suara bacaan yang dibaca Fatimah. Namun baik Fatimah mau pun Sa'id kompak menjawab tak ada suara apa-apa. Tak puas dengan jawaban adik dan iparnya, Umar mencengkeram Said sambil berkata, "Aku telah diberitahu bahwa kalian telah menjadi pengikut agama Muhammad."

Fatimah bermaksud membela suaminya, namun mendapat pukulan dari Umar hingga berdarah. Umar menyesal telah memukul sang adik. Dengan suara tak lagi meninggi dia meminta agar Fatimah dan Sa'id menunjukkan lembaran yang baru saja mereka baca.

"Aku ingin melihat apa yang dibawa Muhammad," kata Umar.

Sa'id dan Fatimah pun kemudian menyerahkan lembaran Surat At Thaha kepada Umar. "Sungguh indah kata-kata ini. Sungguh mulia kata-kata ini," kata Umar setelah membacanya.

Umar pun bergegas menuju bukit Shafa, tempat Rasulullah SAW dan para sahabatnya berkumpul saat itu. Di depan Nabi Muhammad dan para sahabat, Umar menyatakan diri masuk Islam. Gema takbir berkumandang di ruangan tempat Nabi Muhammad SAW dan para sahabat berkumpul saat mendengar Umar telah masuk Islam.

Kabar tentang Umar masuk Islam tentu saja membuat hampir seisi Mekkah terkejut karena seseorang yang terkenal paling keras menentang dan paling kejam dalam menyiksa para pengikut Nabi Muhammad, akhirnya memeluk ajaran yang sangat dibencinya tersebut, akibatnya Umar dikucilkan dari pergaulan Mekkah dan ia menjadi kurang atau tidak dihormati lagi oleh para petinggi Quraisy yang dulunya diketahui selalu membelanya.

Pada tahun 622 M, Umar ikut bersama bersama Nabi Muhammad dan para pemeluk Islam lain berhijrah (migrasi) ke Yatsrib sekarang Madinah. Umar juga terlibat pada perang Badar, Uhud, Khaybar serta penyerangan ke Syria. Ia dianggap sebagai seorang yang paling disegani oleh kaum Muslim pada masa itu karena selain reputasinya yang memang terkenal sejak masa pra-Islam, juga karena ia dikenal sebagai orang terdepan yang selalu membela Nabi Muhammad dan ajaran Islam pada setiap kesempatan yang ada bahkan ia tanpa ragu menentang kawan-kawan lamanya yang dulu bersama dia ikut menyiksa para pengikut Nabi Muhammad.

Umar bin Khatab merupakan orang kepercayaan Rasulullah SAW. Dia menjadi pembela umat Islam di barisan terdepan dan mendapatkan gelar Al-Faruq dari Nabi yang artinya pembela antara yang benar dan yang salah. Rasulullah bersabda, "Allah telah menempatkan kebenaran pada lisan dan hati Umar. Dialah mampu membedakan yang hak dan yang bathil". (HR Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, Al-Hakim).

Setelah kematian Abu Bakar, Umar bin Khattab menjadi khalifah ke 2 (dua). Pada masa kepemimpinannya, sejumlah wilayah berhasil dikuasai Umar bersama pasukannya, di antaranya Suriah dan Palestina. Dalam pertempuran Yarmuk (636 Masehi) pasukan Umar berhasil mengalahkan Byzantium dan menguasai Damakus, Darussalam dan menaklukan Mesir. Islam pun berjaya dan menyebar luas di berbagai wilayah.

Kepemimpinan Umar bin Khattab selalu dihormati dan disegani oleh para pengikutnya. Namun, ada yang merasa tidak senang dengan kepemimpinan beliau. Saat Umar akan menjadi imam salat Subuh, seseorang menikamnya dari belakang. Umar bin Khattab wafat pada tahun 32 hijriah.

Inilah kisah penuh hikmah tentang Umar bin Khattab yang awalnya membenci Rasulullah, lalu berbalik menjadi sosok  pembela Islam. 

*Disarikan dari berbagai sumber
Komentar

Tampilkan

Terkini