BANDA ACEH - Senator Aceh Fachrul Razi, S.I.P, M.I.P, mendukung penuh penyelamatan Kawasan Situs Makam Sultan Sayed Jamalul Alam Badrul Munir Jamalullail. Hal ini dikatakan dalam pertemuan dengan Cut Putri, Ketua Darud Donya, Selasa (24/12/2019).
Dalam pertemuan itu, Cut Putri juga memperlihatkan memorandum untuk penyelamatan kawasan Makam Sultan Sayed Jamalul Alam Badrul Munir Jamalullail.
Memorandum ditujukan untuk PYM Wali Nanggroe Aceh, Gubernur Aceh, Pimpinan DPR Aceh, Walikota Banda Aceh, Pimpinan DPRK Banda Aceh, Tim Ahli Cagar Budaya(TACB) Kota Banda Aceh dan Balai Pestarian Cagar Budaya (BPCB) Aceh.
Memorandum berisi 4 (empat) point yaitu meminta pihak-pihak yang berkompeten untuk:
1. Membersihkan dan menertibkan akses jalan menuju cagar budaya Makam Sultan Jamalul Alam Badrul Munir yang sekarang dipakai sebagai tempat berjualan bakso.
2. Membebaskan kawasan cagar budaya Makam Sultan Jamalul Alam Badrul Munir Jamalullail dari bangunan-bangunan, dan mengembalikan kawasan situs cagar budaya tersebut seperti semula.
3. Memugar dan memulihkan kawasan cagar budaya Makam Sultan Jamalul Alam Badrul Munir sehingga kembali menjadi Taman Poteu Jeumaloy, sebagaimana aslinya di manuskrip.
4. Mengusulkan agar nama jalan utama di kawasan cagar budaya tersebut, menjadi nama 'Jalan Sultan Jamalul Alam Badrul Munir'.
Senator Aceh, Fachrul Razi ikut menandatangani memorandum untuk penyelamatan kawasan Taman Poteu Jeumaloy dan mengatakan akan membawa masalah serius ini hingga ke Menteri Pariwisata di Jakarta. Hal ini sangat penting sebab sejarah Aceh adalah aset dan jika tidak melindungi situs sejarah berarti sama saja tidak menghormati para pendahulu Aceh yang telah berjasa.
Dalam pertemuan itu, ikut hadir Muhammad Yahya Tengku Mu'az, atau yang dikenal dengan Yahya Mu'az seorang tokoh dan pemerhati sejarah Aceh. Beliau juga banyak membahas sejarah Aceh serta sejarah Sultan dan Ulama yang amat berjasa untuk Aceh.
Yahya Mu'az yang ikut menandatangani memorandum menyatakan akan turut memperjuangkan penyelamatan situs sejarah bersama-sama dengan seluruh rakyat Aceh.
"Beliau amat senang karena ada generasi muda yang peduli sejarah Aceh, sebab sejarah adalah jati diri bangsa Aceh dan penunjuk jalan menuju masa depan," pungkas Cut Putri, Ketua Darud Donya.[*/Red]