KRITIK adalah masalah penganalisisan dan pengevaluasian sesuatu dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi, atau membantu memperbaiki pekerjaan.
Secara etimologis berasal dari bahasa Yunani κριτικός, 'clitikos - "yang membedakan", kata ini sendiri diturunkan dari bahasa Yunani Kuno κριτής, krités, artinya "orang yang memberikan pendapat beralasan" atau "analisis", "pertimbangan nilai", "interpretasi", atau "pengamatan". Istilah ini biasa dipergunakan untuk menggambarkan seorang pengikut posisi yang berselisih dengan atau menentang objek kritikan.
Relefan Kah Kritikan!
Melihat arti serta makna dari kritikan, tentunya krtitikan merupakan hal yang sangat relefan apabila di gunakan pada tempat dan situasi yang tepat, hakikatnya kritikan merupakan hal yang paling efektif diterapkan apabila disertai dengan alasan yang tepat serta adanya solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan yang ada. Kita dapat melihat hal itu dari tujuan kritikan yaitu antara lain, menjembatani presepsi dan apresiasi artistik dan estetik karya antara pencipta dan perupa serta penikmat. Dan bagi pengkritik, mendeteksi kelemahan, mengupas kedalaman serta memperbaiki kekurangan pada hal yang dianggap perlu di kritik atau salah. Serta Bagi apresiator dan penikmat dapat membantu memahami dan menigkatkan pengetahuan dan wawasan tentang hal yang dikaji.
Dapat kita katakan bahwasanya kritikan berasal dari pemikiran kritis yang mengalisasi suatu kejanggalan terhadap fokus yang diterawang ketepatan, kegunaan dan lain sebagianya. Pemikiran kritis ini tentunya sangat dibutuh kan dan di terapkan demi kebaikan bersama terutama dalam mengasah kemampuan mengevaluasi hal yang muncul dipikiran. Berpikir kritis adalah konsep untuk merespon sebuah pemikiran atau teorema yang kita terima. Respon tersebut melibatkan kemampuan untuk mengevaluasi secara sistematis. Konsep ini telah dikembangkan sekitar 2500 tahun yang lalu.
Jadi sampai disini dapat kita simpulkan bahwa kritikan itu muncul dari pemikiran kritis atas suatu hal yang dianggap sangat perlu di kritik, apabila kritikan itu tidak ada maka tentunya kehidupan kita tak akan pernah berkembang dan maju, semulanya kritikan itu digunakan untuk memperbaiki dan membangun kehidupan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya. Dan hal yang perlu kita garis bawahi adalah kritik lah dengan memberi solusi, dikarenakan hakikatnya pandangan manusia itu berbeda-beda dan kita juga tentunya sering mendengar bahwa manusia itu sangat mudah menilai segala sesuatu tapi tak mampu menilai dirinya terlebih dahulu, jadi penyama persepsi dalam suatu permasalahan atau kritikan adalah solusi yang di berikan bukan argumentasi yang di paparkan.
Tahapan Kritikan!
1. mendeskripsikan, tahapan awal dari kritikan adalah mendeskripsikan atau menggambarkan realita yang ada tentunya bersarkan data dan fakta yang terjadi, agar tafsiran atas permasalahan yang dianggap perlu di kritik dapat dipertanggungjawabkan. Dengan kata lain bukan asal kritik. Di tahap inilah kita menemukan, mencatat dan mendeskripsikansegala sesuatu yang di lihat apa adanya, bukan di ada-ada.
2. Menganalisis atau analisis formal, maksudnya ialah analisis hal yang di ingin di kritisi berdasarkan setruktur atau sistematisnya, agar semua hal itu jelas dari awalan ( dasar) sampai akhir yang di analisis.
3. Menafsirkan atau interpretasi, menafsirkan makna meliputi tema, simbol dan masalah yang dikedepankan, sangat dipengaruhi oleh sudut pandang dan wawasan.
4. Menilai, dan di tahap inilah kritikan itu di anggap perlu atau tidak, dan tentunya di tahap ini juga semua permasalah terhadap fenomena yang analisis itu akan terjawab sesuai dengan data, fakta dan apa adanya sesuai dengan kejadian yang sebenarnya. Penilaian ini sangat penting untuk mendiagnosa segala sesuatunya.
5. Solusi, seperti yang kita ketahui pada hakikatnya kirtikan ditujukan untuk memperbaiki yang sering kita sebut dengan istilah kritik yang membangun, maka solusi adalah jawaban dari analisis yang dilakukan.
Kritik merupakan celaan atau kecaman atau suatu keadaan perilaku atau yang kita anggap menyimpang dan tidak benar. Misalnya kondisi jalan yang selalu macet, kondisi kehidupa sosial bernegara dll. Oleh karena itu kita mengkritiknya sebagai kecaman atas ketidak disiplinan para pengguna jalan. Kritik dapat pula bermakna tanggapan atau pertimbangan atas baik atau buruknya suatu kinerja, karya, dll. Maka kritik lah sesuai dengan hakikat yang ada, jangan jadikan kritikan sebagai ajang untuk menunjukkan kemampuan diri untuk menilai dan mengamati sesuatu dengan tujuan menaikkan pamor diri semata, dan jangan pula mengamati serta mencap segala yang dilakukan orang lain itu salah, mulai dari diri terlebih dahulu, ketika mengkritik berikan deskripsi serta alasan dan solusi tentunya, agar fenomena tersebut dapat di atasi dan tidak terulang kembali.
Tentunya melalui ini, akan muncul tanda tanya apakah kritikan itu harus di sertai dengan solusi? Maka biarkan logika dari diri sendiri yang menjawab! "Huni dulu, baru membangun" Martin Heidegger.
Penulis: Anas Kurnia Wan (Mahasiswa Fakultas Ilmu Politik Universitas Malikussaleh]