BERBICARA tentang Indonesia kebanyakan orang akan mengarah terhadap banyaknya permasalahan yang terjadi di tanah air ini walaupun banyak juga hal-hal baik yang semestinya patut kita banggakan. Permasalahan yang sangat memprihatinkan saat ini salah satunya ialah krisisnya peluang pekerjaan, hal ini bisa kita lihat bukan hanya di tingkat daerah bahkan sampai ke tingkat nasional.
Angka pengangguran di Indonesia yang begitu besar menjadi permasalahan terhadap kesejahteraan rakyat Indonesia karena dengan banyaknya pengangguran maka hal ini juga akan menjadi faktor penyebab terjadinya tindakan kriminal dan hal negatif lain seperti begal, pembunuhan, penggunaan narkotika dan lain sebagainya.
Banyaknya angka pengangguran juga mencerminkan ketidaksuksesan pemerintah dalam menjalankan kekuasaannya untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat sesuai dengan maklumat Undang-Undang Dasar 1945 pada alinea ke-4.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pengangguran naik 50 ribu orang per Agustus 2019. Alhasil dengan kenaikan tersebut, jumlah pengangguran meningkat dari 7 juta orang pada Agustus 2018 lalu menjadi 7,05 juta orang.
Kendati jumlah pengangguran naik namun "TPT" turun dari Agustus 2015 sampai dengan Agustus 2019. TPT Agustus 2018 sebesar 5,34 persen turun menjadi 5,28 persen pada Agustus 2019. "Ini berarti dari 100 orang angkatan kerja, terdapat sekitar lima orang menganggur," papar Suhariyanto, Kepala BPS.
Besarnya angka pengangguran dan tingkat pengangguran tetap membuat kestabilan perekonomian di Indonesia sangat susah untuk berkembang dikarenakan angka kemiskinan selalu menjadi perhitungan terhadap suksesnya sebuah negara. Setiap tahun masyarakat mengeluh kepada pemerintah agar dapat menyelesaikan permasalahan ini dengan cara membuka peluang pekerjaan, namun hal ini mustahil untuk dilakukan mengingat angka pengangguran yang begitu besar.
Tentu saja jika hanya pemerintah yang mengambil satu peran ini maka krisis SDM masih terus terjadi revolusi mental belum sepenuhnya terealisasi. Terlalu banyak masyarakat Indonesia yang memilih untuk bekerja kepada pemerintah atau swasta dibandingkan dengan menciptakan pekerjaan untuk orang lain.
Hal ini terbukti dari dulu hingga sekarang mindset dari kita masih sama ingin bekerja bukan mempekerjakan. Bisa kita lihat sekarang di saat dibukanya tes CPNS oleh pemerintah maka hampir semua lapisan masyarakat akan berbondong-bondong untuk mendaftar dengan harapan dapat bekerja atau menjadi PNS.
Dapat kita tarik kesimpulan bahwa untuk dapat mencapai sebuah kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia maka sepatutnya semua elemen yang berada dalam negara ini mengambil peranannya masing-masing baik pemerintahan, swasta dan juga rakyat Indonesia untuk menyelesaikan permasalahan ini.
Penulis: Deky Suriadi (Mahasiswa Ilmu Politik/Fisip/UIN Ar-Raniry
Banda Aceh)