BANDA ACEH - Sedikitnya 84 remaja putri di Banda Aceh dilatih tarian tradisional Likok Pulo. Latihan para remaja ini menjadi pusat perhatian warga Desa Labuy, Banda Aceh. Para remaja ini sengaja dilatih agar seni tarian tradisional Aceh tetap melekat pada generasi muda di Provinsi Aceh.
Para remaja putri tersebut dilatih diperkenalkan tarian-tarian tradisional Aceh, seperti Likok Pulo, Tari Saman, Tari Tarek Pukat, dan Tarian Ratoh Duek Aceh.
"Kami masuk ke setiap desa melatih dan memperkenal kepada para remaja dan warga tentang tarian tradisional Aceh. Tujuannya melestarikan seni tarian warisan nenek moyang yang sampai saat sudah dikagumi oleh banyak negera,” kata Cut Yun Koordinator Cakra 19 Provinsi Aceh, Senin (25/03/2019).
Lebih Cut Yun mengatakan, seni tarian tradisional yang sudah menjadi simbul kejayaan Provinsi Aceh harus dijaga sekaligus diajarkan ke remaja di setiap desa. Karena itu, Cakra 19 berinisiatif masuk ke desa-desa untuk memperkenalkan dan dan melatih para remaja.
"Kami melihat Pak Presiden Jokowi sangat mendukung melestarikan seni budaya tradisional yang dimiliki oleh setiap daerah di Indonesia, maka ini alasan kami dan kawan-kawan dari Cakra 19 untuk mengajak generasi muda untuk menjaga dan merawat tarian tradisional Aceh,” kata Cut Yun.
Cakra 19 bekerjsama dengan sanggar tari Seungke keliling ke setiap desa di Banda Aceh, Aceh Besar dan Sabang untuk melatih tarian tradisional Aceh kepada remaja putra dan putri.
Sementara itu, warga menyambut baik kedatangan Cakra 19 untuk melatih tarian tradisional Aceh kepada remaja putri di Desa Labuy, Banda Aceh.
Menurut Dolly warga Desa Labuy, Banda Aceh, gerakan peduli seni budaya Aceh yang dilakukan oleh Cakra 19 ini sangat positif bagi warga. Seni budaya Aceh ini perlu diperkenalkan kepada generasi muda di Aceh, agar tarian tradisional bisa dimainkan oleh generasi melenial.
"Kami sangat mendukung, sebab generasi muda harus mengenal tarian-tarian tradisional Aceh, dan juga harus memiliki ketrampilan,” tandas Dolly yang juga salah satu peserta latihan tarian di Desa Labuy, Banda Aceh.[Red]