-->

Bantai Warga Sipil, Dua Orang KKSB Tewas Usai Kontak Tembak dengan Satgas Gakkum TNI-Polri

03 November, 2018, 21.50 WIB Last Updated 2018-11-03T14:50:33Z
JAYAPURA - Kontak tembak kembali terjadi antara Satgas Penegakan Hukum (Satgas Gakkum) Gabungan TNI-Polri dengan KKSB Pimpinan Porum Okiman Wenda (POW) pada tanggal 3 November 2018 di Distrik Balingga Kabupaten Lanny Jaya, Papua. 

"Sebagaimana diberitakan sebelumnya bahwa pada tanggal 2 November 2018 di Kampung Wuyumbur, Distrik Balingga Kabupaten Lanny Jaya Papua telah terjadi pembantaian secara biadab tak berperikemanusiaan oleh KKSB Pimpinan Porum Okiman Wenda terhadap tukang ojek bernama Yanwar (38), mengakibatkan korban meninggal dunia dengan luka tembak, serta jenazahnya dibiarkan tergeletak di TKP," demikian dijelaskan Kapendam XVII/Cenderawasi, Kolonel Inf Muhammad Aidi saat dikonfirmasi media.

Pada 3 November 2018, Satgas Gakkum TNI-Polri dipimpin oleh AKBP Tonny Ananda Swadaya, SH (Kapolres Lanny Jaya) bersama masyarakat bermaksud menjemput jenazah korban dari TKP untuk dievakuasi ke RSUD Lanny Jaya selanjutnya diserahkan ke pihak keluarga. "Kita bisa bayangkan korban warga sipil, seorang tukang ojek yang tak berdosa dibantai oleh KKSB secara biadab dan jenazahnya masih tergeletak di TKP sejak kemarin, sehingga harus Kapolres yang langsung turun tangan memimpin pasukan TNI-Polri beserta masyarakat untuk melaksanakan evakuasi," ujar Aidi.

Sebelum berangkat, AKBP Tonny selaku pimpinan tim evakuasi terlebih dahulu melaksanakan briefing pasukan dalam rangka pembagian tugas, menyusun teknis dan taktis serta langkah-langkah khusus dalam rangka kelancaran proses evakuasi.

"Satu tim dari TNI AD dipimpin oleh Lettu Inf Zulmi dengan jumlah 10 orang terlebih dahulu masuk kedudukan secara senyap dan menguasai ketinggian di sekitar TKP sebagai kelompok pengamanan," ujarnya.

Selanjutnya Tim Evakuasi Gabungan TNI-Polri dan masyarakat dipimpin langsung oleh Kapolres bergerak menuju TKP menggunakan 3 unit kendaraan roda 4. Namun pada saat proses evakuasi berlangsung, pada pukul 15.40 WIT, tim evakuasi tiba-tiba mendapatkan serangan tembakan oleh KKSB dari arah ketinggian sehingga kontak tembak tidak bisa dihindari.

Masih kata Aidi, rupanya KKSB Pimpinan POW tidak hanya puas membantai rakyat yang tak berdosa, tetapi jenazah korban sekaligus dijadikan umpan untuk menjebak pasukan TNI-Polri agar dengan mudah dapat diserang pada saat sedang mengevakuasi korban.

"Kelompok pengaman TNI berjumlah 10 orang pimpinan Lettu Inf Zulmi yang sebelumnya telah siap di atas ketinggian segera bergerak mendekati kedudukan KKSB. Terjadi kontak tembak yang cukup gencar hingga akhirnya KKSB berhasil dipukul mundur dan secara terpencar mereka melarikan diri ke arah hutan," sebutnya.

Sementara itu Tim Evakuasi pimpinan Kapolres berhasil mengevakuasi jenazah korban almahrum Yanwar ke RSUD Tiom Kabupaten Lanny Jaya dalam keadaan aman. Meskipun mendapatkan serangan gencar dari KKSB.

Berdasarkan laporan dari TKP, kata Aidi, dengan mengidentifikasi suara tembakan yang dilancarkan oleh pihak KKSB Pimpinan POW dan jejak yang ditinggalkan saat dilaksanakan penyisiran, diperkirakan KKSB berjumlah 50 orang lebih dengan persenjataan standar militer berbagai jenis.

"Saat dilaksanakan penyisiran ditemukan 2 orang anggota KKSB tewas di tempat dan berhasil diidentifikasi bernama Gomes (Pengawal POW) dan Kulomabuk Wonda. Selain itu ditemukan 2 pucuk senjata jenis SS 1 dan US Karabin serta sejumlah barang bukti diantaranya ratusan butir munisi berbagai kaliber, 3 buah Handy Talky (HT), teropong, bendera bintang kejora dan lain-lain," jelas Aidi.

Dengan menganalisa kejadian, korban adalah seorang warga sipil, profesi tukang ojek dibantai secara biadab oleh KKSB. Jenazahnya dibiarkan tergeletak di TKP sejak kemarin. Dan saat gabungan TNI-Polri melaksanakan evakuasi, KKSB segera melancarkan serangan secara membabi buta kepada pasukan TNI-Polri dan masyarakat yang sedang melaksanakan evakuasi. 

"Ini adalah cara-cara yang sangat biadab dan merupakan tindakan pengecut. Mereka membantai rakyat yang tidak berdosa kemudian jenazahnya dijadikan umpan guna menjebak pasukan TNI-Polri," tandas Aidi.[*/Red]
Komentar

Tampilkan

Terkini