-->

Banjir Terjang 7 Kecamatan di Aceh Utara

18 November, 2018, 20.51 WIB Last Updated 2018-11-18T13:53:45Z
ACEH UTARA - Akibat jebolnya tanggul Krueng Pase, 7 kecamatan di wilayah Kabupaten Aceh Utara terendam banjir sejak Sabtu pagi, 17 November 2018 kemarin. Dari ketujuh kecamatan, titik terparah berada di Kecamatan Samudera dan Syamtalira Aron. 

Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Utara, Munawar, Minggu (18/11/2018) mengatakan bahwa banjir dengan ketinggian air mulai 30-80 centimeter merendam perumahan warga pasca hujan lebat yang menyebabkan tanggul di Desa Mancang, Kecamatan Samudera, jebol.

"Ada beberapa Kecamatan yang dilanda banjir ini hari, meliputi Kecamatan Sawang, Syamtalira Aron, Samudera, Matangkuli. Terparah terjadi di Syamtalira Aron dan Samudera," ujar Munawar kepada LintasAtjeh.com di lokasi banjir.

Pihaknya bekerjasama dengan TNI-Polri turun ke lokasi banjir dan mengevakuasi warga yang terjebak banjir di dua kecamatan terparah. Banjir juga merendam ruas jalan negara Banda Aceh-Medan tepatnya di Kecamatan Samudera dan Syamtalira Aron.

"Namun, hingga Sabtu sore banjir di sebagian titik mulai kembali surut. Akan tetapi, meluas ke beberapa desa yang dataran rendah," terangnya.

Sementara hingga Sabtu malam, sambung Munawar, banjir masih merendam sebanyak 18 desa di Kecamatan Matangkuli.

"Sejak Sabtu sore banjir di Samudera dan Syamtalira Aron mulai surut, namun di Kecamatan Matangkuli banjir masih ada, tercatat 18 desa yang tergenang hingga malam ini (Sabtu)," jabar Munawar. 

Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Indonesia, Mulyono R. Prabowo, dalam Press Realisnya menyebutkan BMKG memonitoring dan menganalisis curah hujan yang menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia telah diguyur hujan selama beberapa pekan terakhir yang menimbulkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, dan puting beliung.

"Dalam lima hari ke depan, berdasarkan pantauan dan analisis menunjukkan curah hujan dengan intensitas lebat masih terus berpeluang terjadi yang dapat berpotensi mengakibatkan bencana Hidrometeorologi antara lain genangan, banjir, longsor, banjir bandang, dan puting beliung," terang Mulyono.

Kondisi cuaca didasarkan oleh analisis dinamika atmosfer, dimana menguatnya massa udara dari Asia dan Australia mempengaruhi pembentukan daerah tekanan rendah dan pola-pola sirkulasi di sekitar wilayah Indonesia. 

Selain itu, aliran massa udara basah dari Samudra Pasifik dan Samudera Hindia yang masuk ke wilayah Sumatera, Jawa hingga Kalimantan, Sulawesi Utara, dan Maluku Utara turut mendukung pertumbuhan awan hujan.

"Kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang di sekitar wilayah Indonesia hingga 19 November 2018 salah satunya Provinsi Aceh," pungkas Mulyono.[Red]
Komentar

Tampilkan

Terkini