POPULASI
dunia telah mencapai sejumlah 7.6 milyar orang pada bulan Juni tahun 2018
berdasarkan The United Nations. Pada tahun 2017, lebih dari 5 milyar populasi
dunia telah menduduki daerah perkotaan sedangkan sejumlah 3.4 milyar orang
menetap di wilayah pedesaan. Daerah perkotaan dan pedesaan memiliki populasi
yang tidak seimbang.
Urbanisasi terjadi dikarenakan peraturan dan kebijakan
yang diterapkan pemerintah tidak mendukung kesejahteraan masyarakat pedesaan.
Hampir seluruh masyarakat desa melakukan urbanisasi karena aspek ekonomi.
Kemajuan teknologi dan komersil mendorong masyarakat untuk mencari kehidupan
yang lebih baik melalui pekerjaan yang berpotensi menambah penghasilan mereka.
Sebaliknya, wilayah perkotaan tidak mampu lagi memuat
para imigran yang juga tidak memiliki kemampuan setara dengan penduduk di
wilayah perkotaan. Hal ini, menyebabkan kurangnya areal kosong di wilayah
perkotaan. Terlepas mencari pekerjaan baru, mereka berubah menjadi masyarakat
di bawah garis kemiskinan.
Berbagai tempat umum seperti area taman hijau dan trotoar
beralih fungsi menjadi tempat tinggal para imigran di wilayah perkotaan. Pada
akhirnya, aktivitas tersebut menimbulkan kesenjangan antara masyarakat desa dan
kota dalam hubungan kemasyarakatan.
Sebagai dampak jangka panjang urbanisasi menciptakan
area pemukiman kumuh yang tidak sehat serta tidak layak huni yang disebabkan
oleh banjir dan polusi secara terus menerus. Selain itu, penduduk desa memiliki
kesalahpahaman sudut pandang terhadap kehidupan kota, mereka berpikir bahwa
memiliki kehidupan di perkotaan lebih baik daripada hidup di pedesaan, oleh
karena itu terjadilah urbanisasi secara besar-besaran tanpa dibekali sumber
daya manusia yang mumpuni.
Faktanya, penduduk desa hanya memiliki kemampuan di
bidang agraris. Mereka tidak mampu menyaingi perubahan globalisasi kehidupan
perkotaan, karena itu mereka memilih untuk menjadi asisten rumah tangga, buruh
bangunan, ataupun supir dengan gaji yang tidak sesuai untuk menjalani hidup di
perkotaan. Hal tersebut menyebabkan tingginya pengangguran dan intensitas
kriminal yang tinggi di perkotaan.
Selain itu, pertumbuhan penduduk mengalami peningkatan
di daerah kota, sebaliknya urbanisasi tersebut menyebabkan terbengkalainya
potensi daerah pedesaan. Di Indonesia, hampir seluruh pelaku urbanisasi adalah
pelajar. Mereka membutuhkan pendidikan yang lebih baik dan hanya tersedia di
daerah perkotaan. Pada akhirnya mereka mampu mendapatkan pekerjaan yang layak
setelah meluluskan pendidikan. Oleh karena itu, pemuda memiliki peranan penting
dalam menyelesaikan masalah urbanisasi. Hal tersebut, sesuai dengan pernyataan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono
menyatakan pendapat dari Indonesia di UNA pada majelis umum dalam perumahan
berkelanjutan dan permukiman perkotaan, menegaskan bahwa pentingnya urbanisasi
berkelanjutan merupakan kunci untuk meraih kesetaraan kehidupan, kesejahteraan
dan pemanfaatan potensi komunitas generasi muda.
Menjalankan pendidikan di perkotaan, bukan berarti kita
harus memberikan seluruh kemampuan untuk membangun kota tersebut. Sebaliknya
pembangunan desa haruslah menjadi prioritas utama bagi pemuda terpelajar.
Contohnya, sebagai mahasiswa lulusan kedokteran kita harus kembali ke desa dan
memberikan pelayanan medis terbaik kepada masyarakat desa, karenanya mereka
tidak perlu lagi pergi ke kota untuk mendapatkan kebutuhan medis.
Sama halnya dengan jurusan pendidikan lainnya, sebagai
mahasiswa lulusan teknik menciptakan proyek air bersih dan proyek penyaluran
listrik akan membantu masyarakat desa. Jadi penduduk desa tersebut tidak
berpikir untuk berpindah ke tempat lain seperti halnya kota. Selain itu, akses
transportasi dan komunikasi haruslah disediakan di daerah pedesaan, seorang
pemuda terpelajar dapat mengedukasi para penduduk desa bahwa mereka memiliki
kebijakan yang sama dengan masyarakat kota.
Penduduk desa dapat memberhentikan suplai bahan makanan
ke kota apabila pemerintah tidak memperbaiki jalur transportasi desa. Hal
penting lainnya adalah edukasi, menjadi guru yang berkualifikasi adalah salah
satu hal yang sangat berdampak pada kesejahteraan rakyat kota. Selain menjadi
guru yang kreatif, kita juga mampu melibatkan para guru lainnya untuk
mengedukasi pelajar desa.
Mengingat edukasi mampu memajukan segala aspek dalam
kesejahteraan hidup manusia, selain itu kita juga telah membantu pemerintah
dalam meratakan mutu pendidikan. Seorang pebisnis muda yang berasal dari kota
juga akan sangat membantu kemajuan di pedesaan, mereka dapat pergi ke desa
untuk membuka lowongan kerja.
Kenyataanya, area lapangan pedesaan memiliki peranan
penting dalam kelangsungan hidup umat manusia, karena potensi yang dimilikinya
dapat membangun wilayah desa maupun wilayah perkotaan.
Tulisan ini merupakan makalah pada 18th Melaka
International Youth Dialogue "Youth Engineering a Sustainable
Urbanization".
Penulis:
Miranda Wulan Febria (Mahasiswa FKIP Unsyiah, Penerima Beasiswa Senator Fachrul
Razi dalam mewakili Indonesia di Malaka International Dialogue 2018)