ACEH TIMUR - Aksi unjuk rasa menghadang iring-iringan kendaraan rombongan Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial (Linjamsos) DR Ir. H. R. Harry Hikmat bersama Rombongan Bupati Aceh Timur Hasballah M.Thaib saat akan meninggal lokasi pengeboran minyak di Desa Pasir Putih, Kecamatan Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Jum'at (04/05/2018).
Pantauan LintasAtjeh.com, ribuan massa turun ke jalan setelah acara penyerahan santunan untuk korban kebakaran akibat meledaknya sumur minyak yang berada di Desa Pasir Putih. Hal itu dikarenakan masyarakat ingin bertemu dengan pihak pemerintah guna mendengar langsung persoalan sumur minyak yang selama ini tidak bisa dikelola oleh penduduk setempat.
Dalam aksi penghadangan tersebut, masyarakat menuntut agar warga yang ditahan di Polres Aceh Timur, Langsa maupun Aceh Tamiang harus segera dibebaskan. Jika tidak, jangan salahkan rakyat bila akan menimbulkan konflik baru.
Massa juga meminta kepada pemerintah agar dapat kembali melakukan aktifitas sebagai penambang minyak guna memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat setempat.
"Masyarakat kelaparan, jangan salahkan kami kalau jadi gila akibat kelaparan," teriak seorang wanita yang ikut dalam aksi demo tersebut.
Selaku perwakilan dari masyarakat, Jangat meminta kejelasan terkait penetapan tersangka dan wacana penutupan sumur pengeboran minyak di Ranto Peureulak kepada pihak terkait. Ia menyampaikan jika teman mereka tidak dibebaskan, maka mereka akan mendatangi Polres Aceh Timur dan jika kegiatan penambangan minyak tradisional itu ditutup maka mereka semua akan menjadi perampok.
"Kami minta pihak Polres Aceh Timur membebaskan teman-teman kami yang ditahan. Dan jika pengeboran ini ditutup, masyarakat disini siap menjadi perampok,“ ujar Jangat.
Dalam menghadapi aksi demo tersebut, aparat keamanan gabungan tampak siaga dalam mengantisipasi timbulnya tindakan anarkis dari massa. Untuk meredam dan menenangkan masyarakat, Wakapolres Aceh Timur mengambil langkah dengan berjanji akan memfasilitasi permintaan warga.[Sm]