BANDA ACEH - Ketua Peusaba Mawardi Usman merasa geram mendengar komentar Anggito Abimanyu di media harian lokal kalau sudah berjumpa dengan Pemerintah Aceh walaupun bukan langsung diterima oleh gubernur dan anggotanya.
Peusaba juga mempertanyakan, siapa tokoh Aceh yang disebut Anggito Abimanyu yang meminta BPKH berinvestasi di wakaf Baitul Asyi? Harusnya Anggito menyebutkan siapa nama tokoh dari Aceh yang tega mengkhianati rakyat Aceh dengan membiarkan tanah wakaf dikelola pihak lain.
Peusaba sekali lagi mengatakan BPKH jangan mendekati dan ganggu wakaf Baitul Asyi, cari saja investasi di tempat lain.
"Kami tidak bisa dibohongi, hampir semua tanah wakaf Aceh adalah lahan strategis di Masjidil Haram. Yang terdata baru 25 buah wakaf dan semua amat dekat dengan Masjidil Haram," ungkap Mawardi.
Dijelaskannya, tanah wakaf Baitul Asyi Habib Bugak per tahun menghasilkan 7 triliun. Kalau sampai ada 25 wakaf disana yang hasilnya 7 triliun per tahun maka dikali 25 hasilnya 175 triliun per tahun. Jumlah uang sebanyak itu bahkan sanggup menutup utang Indonesia seluruhnya dalam 20 tahun.
"Itu belum tanah Aceh lain yang belum terdata. Maka Peusaba mengaku lebih percaya dengan Arab Saudi yang mengelola," tegasnya.
Peusaba juga mengusulkan kepada rakyat Aceh agar dapat membuat keputusan bersama melibatkan semua elemen untuk dapat mengirimkan ulama dan tokoh Aceh sejati bertemu Mufti Mekkah. Pertemuan itu juga membahas kuota khusus Aceh kalau bisa jamaah Haji Aceh langsung menginap di Baitul Asyi sebanyak 7 ribu orang dengan demikian kuota dari Aceh juga 7 ribu orang selain ditanggung penginapan dan makanan sesuai ikrar wakaf.
"Langkah ini bisa saja terjadi. Peusaba mengusulkan langkah khas Aceh, rakyat Aceh menyumbangkan dana dan memilih tokoh serta ulama yang akan berjumpa langsung dengan Mufti Mekkah," demikian kata Mawardi Usman kepada LintasAtjeh.com, Kamis (15/03/2018).[*]