ACEH UTARA - Pemerintah Aceh (Gubernur) dan DPRA saling melempar isu sensitif ditengah-tengah masyarakat, justru keduanya tidak saling berfikir yang terbaik untuk pembangunan Aceh kedepan. Hal ini sebagai preseden buruk kedua pihak di mata rakyat Aceh karena tidak bisa membangun politik sehat dan mencerdaskan.
Humas Forum Pemuda (FPAU) Aceh Utara, Razali Samidan kepada LintasAtjeh.com mengatakan bila hal tersebut terus-menerus terjadi, kapan mereka bisa akur? Padahal kedua instansi tersebut sangat berpengaruh terhadap jalannya roda pembangunan Aceh. Seharusnya kedua instansi tersebut harus kompak dan se-ide, bukan saling mencari kesalahan satu sama lain.
"Seharusnya mereka harus bersikap dewasa dan bijaksana bukannya bersikap kekanak-kanakan," sindir Razali, Rabu (14/03/2018).
Yang dipertontonkan eksekutif dan legislatif sangatlah ke kanak-kanakan, tidak mencerminkan dalam diri mereka saling membangun. Tetapi lebih saling mempertahankan ego mereka masing-masing. Bila ini terus terjadi kapan pembangunan Aceh bisa maju kalau pemimpin bagaikan tikus dan kucing," ungkap Razali.
"Forum Pemuda Aceh Utara sangat mengharapkan kepada Pemerintah Aceh agar bulan Maret ini tidak lagi molor pengesahan APBA, sehingga pembangunan Aceh tidak terhambat. Dan semua pihak harus mengawasi pembangunan Aceh," tutup King Li, pria ini biasa dipanggil.[ Pawang]