ABDYA - Suplai Air bersih yang menjadi hajat hidup masyarakat dalam Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya). Sejak beberapa tahun terakhir tidak mengalir maksimal. Kondisi ini membuat warga kabupaten setempat merasa kecewa dan menilai pemerintah setempat belum serius menangani persoalan air bersih,walaupun Sistem Penyediaan Air Minum Ibu Kota Kecamatan (SPAM-IKK) sudah selesai terbangun di beberapa titik namun belum berfungsi dengan baik.
Agus warga Kecamatan Susoh Kepada LintasAtjeh.com, Selasa (06/02/2018), mengaku kondisi tersebut telah berlangsung sejak lama dari awal pengelolaan SPAM-IKK semasa dibawah naungan Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum, sebelum berubahnya Satuan Organisasi Tata Kerja (SOTK) yang baru hingga dibentuknya PDAM Gunong Kila Abdya yang berdasarkan Qanun Nomor 14 Tahun 2014 tentang pembentukan PDAM dimaksud hingga saat ini suplai air bersih ke rumah-rumah warga pelanggan tetap tak kunjung terwujud normal.
Tidak hanya itu, lanjut Agus, jika ada warga yang mengalami kesulitan air bersih terutama disaat musim kemarau seperti saat sekarang ini, mereka terpaksa harus menuju sungai mendapatkan air. Bahkan banyak warga yang harus membeli air di depot pengisian ulang. Padahal di lain sisi, masyarakat setempat telah mengeluarkan biaya pemasangan pipa jaringan suplai air ke rumah dengan harapan air bersih tersebut bisa dinikmati.
"Sayangnya air yang dinanti tak kunjung tiba, bahkan telah berganti tampuk kepemimpinan kepala daerah, kondisi macetnya air terus berlangsung. Begitu juga dengan dibentuknya PDAM Gunong Kila, harapan masyarakat persoalan kesulitan air bersih segera teratasi, namun hingga saat ini belum juga menampakan hasil," ungkapnya.
Hal serupa juga dikatakan Khairul warga Kecamatan Lembah Sabil. Harapan masyarakat dapat menikmati suplai air bersih melalui SPAM-IKK yang telah lama dibangun oleh pemerintah menjadi sirna. Menurutnya, suplai air dari SPAM-IKK itu memang pernah berjalan, namun tidak berlangsung lama. Dikarenakan mesin rusak, mesin hilang dicuri, kabel hangus, jaringan rusak akibat kebocoran dan banyak lagi persoalan yang muncul dalam persoalan suplai air bersih.
"Kami selaku warga sekaligus pelanggan, sangat berharap perhatian khusus pemerintah. Agar air bersih dapat dinikmati sebagai mana mestinya," harapnya.
Sementara itu, dari data yang ada, sejak tahun 2015 lalu proyek pembangunan SPAM dikerjakan di dua lokasi. Lokasi pertama, pembangunan sarana dan prasarana air minum di Desa Ie Mirah Kecamatan Babahrot. Kegiatan yang menelan anggaran sebesar Rp 1,6 miliar lebih sumber DAK/sharing Kabupaten Abdya tahun 2015. Proyek dimaksud dikerjakan CV Padang Harapan, dengan nomor kontrak : 602/11/KONTRAK-CK/PU/2015 tanggal 31 Juli 2015.
Lokasi kedua, pembangunan sarana dan prasarana air minum tersebut dikerjakan di Desa Lhang Kecamatan Setia. Proyek di lokasi ini menelan anggaran sebesar Rp 1 miliar lebih sumber DAK/sharing Kabupaten Abdya tahun 2015. Proyek ini dikerjakan CV Sun Duta Sarana, dengan nomor kontrak: 602/12/KONTRAK-CK/PU/2015 tanggal 10 Agustus 2015.
Selain kedua SPAM dimaksud, ada sejumlah SPAM lainnya yang dikerjakan tahun sebelumnya juga tak berfungsi masing-masing, SPAM-IKK Babahrot yang berada kawasan kepala jembatan Krueng Babahrot, Desa Pante Rakyat, SPAM-IKK Blangpidie di Desa Mata Ie dan SPAM-IKK Lembah Sabil di Desa Kaye Aceh. Di lokasi lain juga terdapat bangunan SPAM, seperti SPAM Intake Alue Sungai Pinang, Kecamatan Jeumpa dengan sistim grafitasi yang dibangun Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) tahun 2007, SPAM Intake Babah Lhok dan Tangan-Tangan juga dalam kondisi tak berfungsi.
Ditempat terpisah, pejabat sementara Direktur PDAM Gunong Kila Abdya, Efendi membenarkan kalau suplai air bersih ke rumah warga dalam kabupaten setempat belum optimal. Namun, pihaknya saat ini tengah melakukan evaluasi terkait kondisi instalasi yang ada. Begitu juga dengan dengan persoalan jaringan yang selama ini tidak pernah difungsikan, sehingga menyebabkan penyumbatan serta kebocoran dibeberapa titik.
"Saat ini PDAM Gunong Kila sedang melakukan perbaikan di instalasi termasuk jaringan. Ini merupakan tugas besar PDAM agar air bersih harapan masyarakat dapat tersalurkan," paparnya.
Ditambahkan, sumber air di Abdya sangat mendukung, sebab Abdya memiliki beberapa sungai besar diantara Krueng Baru, Krueng Susoh dan Krueng Babahrot dengan debit air bersih melimpah. Hanya saja tingkat kandungan zat kapurnya masih tinggi, sehingga diperlukan mesin pengolahan air agar mampu mensuplai air tanpa zat kapur.
"Solusinya Abdya harus memiliki mesin dengan kapasitas 300 liter per detik termasuk dengan jaringan pendukung, tentu upaya ini biayanya tidak sedikit pula bahkan bisa mencapai Rp. 200 miliar. Untuk tahun ini kemungkinan besar akan dibangun kembali SPAM di kawasan Babahrot, semoga saja segera terwujud dan dapat membantu suplai air bersih," pungkasnya.[ADI S]