-->

IPAR Aceh Besar Apresiasi Wakil Bupati Waled Husaini Sidak Lokasi Galian C Illegal

22 Februari, 2018, 12.03 WIB Last Updated 2018-02-22T05:03:23Z
ACEH BESAR - Persoalan galian c di Aceh Besar memang sudah sangat merajalela bahkan banyak lokasi penambangan illegal. Bahkan, di Gampong Neuhen ketika hujan turun sudah beberapa kali terjadi longsor dan banjir yang mengganggu pemukiman penduduk setempat karena jarak lokasi dengan rumah warga cuma 100 meter.

"Keberanian Wakil Bupati Aceh Besar, H. Waled Husaini A Wahab dan jajaran penegak hukum untuk melakukan sidak ke lokasi di Neuhen, Kecamatan Masjid Raya, patut diapresiasi oleh semua elemen khususnya kami pemuda Aceh Besar," kata Mundasir, Ketua Ikatan Pemuda Aceh Besar (IPAR), Kamis (22/02/2018).

Dijelaskannya, melihat persoalan masyarakat yang terkena dampak dari galian c tersebut kami meminta kepada pemerintah daerah agar keberanian itu bisa dilanjutkan untuk beberapa lokasi lain seperti di lokasi bantaran arus sungai Krueng Aceh mulai dari Seulimeun, Indrapuri sampai ke Montasik, agar adanya efek jera kepada para penambang liar.


IPAR Aceh Besar juga merekomendasikan kepada Pemerintah Aceh Besar untuk melakukan moratorium galian c dan menertibkan kembali izin yang sudah dikeluarkan agar dikaji ulang apabila merusak lingkungan dan berdampak kepada rumah warga khususnya di sekitar lokasi galian c. 

"IPAR mendesak Pemerintah Aceh Besar agar berani melakukan moratorium galian c. Kami meminta agar Distamben Aceh dan penegak hukum segera melakukan tindakan tegas dan nyata," tantang Mundasir.

Mundasir juga meminta agar dilakukan penghentian dan penahan alat berat tersebut, karena sudah melanggar UU, perda dan merugikan negara, sesuai UU No 4 tahun 2009, bagi siapa saja yang melakukan penambangan tidak miliki izin, maka dikenakan sanksi 10 tahun penjara atau denda Rp1 miliar.

Beberapa hari yang lalu, kata dia, kami juga langsung meninjau ke lokasi penambangan galian c di Kecamatan Indrapuri, ternyata ada rumah warga yang hampir jatuh ke sungai bahkan masyarakat di Indrapuri saat ini sangat krisis air bersih. 

"Mereka harus membeli air minum dengan jerigen karena debit air di sumur warga tidak ada lagi. Ini salah satu pengaruh dari penambang galian c di bantaran sungai sehingga sumur warga semua kering," tutup Mundasir.[DW]
Komentar

Tampilkan

Terkini