ACEH BESAR - Camat bersama jajaran Muspika Darussalam, Imeum Mukim Siem serta para Badan Penyuluh Pertanian (BPP) Kuta Baro dari Dinas Pertanian Aceh Besar, meninjau beberapa lokasi persawahan yang dilanda kekeringan parah dalam wilayah Kecamatan Darussalam, Aceh Besar, Senin (19/02/2018).
Beberapa kawasan persawahan yang dikunjungi antara lain adalah Blang Batee Meuatoe, Gampong Lambiheue Lambaro Angan dan kawasan Blang Cot Karon, Gampong Krueng Kalee, Mukim Siem.
Menurut keterangan penyuluh pertanian dari BPP Kuta Baro, kepada LintasAtjeh.com saat berada di lapangan mengatakan berdasarkan data yang mereka miliki, di wilayah Kecamatan Darussalam lahan persawahan yang mengalami kekeringan mencapai 176 hektar. Diantaranya seluas 26 hektar terdapat di Mukim Lambaro Angan dan 10 hektare terdapat di wilayah Mukim Siem.
Penyebab utama kekeringan di beberapa lokasi persawahan dalam wilayah Kecamatan Darussalam, ternyata karena kawasan ini tidak terjangkau oleh jaringan irigasi Krueng Aceh. Sementara dalam rentang waktu lebih dari satu bulan di kawasan ini juga tidak turun hujan.
Beberapa petani yang ditemui di lokasi mencoba mengatasi persoalan kekeringan ini dengan menggali sumur bor sederhana. Namun disebutkan biaya untuk menggali dan mengoperasikannya terhitung cukup mahal.
Camat Darussalam H. Baharuddin Daud, S.Sos, menyebutkan kekeringan yang dialami petani pada musim tanam rendengan ini sangat merugikan petani di Kecamatan Darussalam. Sebab sebenarnya pada musim tanam utama ini petani menaruh harapan terhadap pemenuhan kebutuhan pangan mereka. Burhanuddin mengatakan mesti mencari solusi bersama untuk mengatasi persoalan kekeringan di Kecamatan Darussalam.
"Di Kecamatan Darussalam sebenarnya terdapat dua waduk yang potensial untuk dimanfaatkan guna mengatasi masalah ini, yakni waduk Blang Karam dan waduk Tuwie Geulumpang," katanya.
Namun hingga saat ini kedua waduk tersebut belum dapat dimanfaatkan secara baik untuk kepentingan masyarakat petani. Meskipun anggaran yang sudah diluncurkan untuk pembangunan waduk tersebut telah mencapai puluhan miliar rupiah.
"Disamping pemanfaatan waduk, pengadaan sumur bor di beberapa lokasi dipandang dapat juga mengatasi persoalan kekeringan tersebut," jelasnya.
Pada kesempatan tersebut rombongan juga meninjau satu unit sumur bor yang dibangun dengan dana otsus tahun 2015 yang tidak bisa dimanfaatkan. Sumur bor ini terletak di Blang Cot Karon, Gampong Krueng Kalee, Mukim Siem.
Menurut keterangan masyarakat setempat, sumur bor tersebut tidak dapat dimanfaatkan untuk mengairi lahan pertanian karena air sumur bor yang dihasilkan ternyata asin.
Pada kesempatan tersebut salah seorang anggota rombongan sempat bertanya kepada Camat Darussalam, kira-kira apa solusi jangka pendek untuk mengatasi persoalan ini.
Lalu dengan penuh keyakinan, Camat Burhanuddin menjawab singkat, sambil mengangkat tangan ke atas "Berdo'a kepada Allah...". Alhamdulillah, tak lama setelah itu hujanpun turun dengan derasnya.
"Alhamdulillah, semoga membawa berkah," ucap Camat Burhanuddin.[DW]