BANDA ACEH - Presiden Front Gerakan Marwah Atjeh (F-GMA), Tgk. Sufaini Syekhy menegaskan tidak seharusnya YARA hanya kritis untuk menentang kebijakan Gubernur Aceh Irwandi dalam upaya mendatangkan para investor dari penjuru dunia. Karena langkah Irwandi ke luar negeri untuk fokus pada investasi dan itu sangat positif.
"Apalagi Aceh tidak bisa hanya mengandalkan anggaran APBN dan APBA saja untuk mengdongkrak lapangan pekerjaan di Aceh. Menurutnya membuka lapangan pekerjaan untuk rakyat Aceh harus bisa menghadirkan penanam modal baik dari dalam maupun luar negeri. Jadi apa tujuan YARA harus terus menerus mempersoalkan yang bukan urusannya. Seharusnya YARA mendorong pemerintah agar dapat mensejahterakan rakyat Aceh bukan malah sebaliknya," demikian kata Tgk. Sufaini Syekhy melalui pesan whatsapp mesenger, Senin (15/01/2018).
Seharusnya, kata Syekhy, kita bahu membahu membantu kinerja pemerintah agar dapat berjalan sesui yang kita harapkan bersama. Jangan sampai YARA dituding sebagai lembaga pengacau pemerintah sehingga membuat gaduh dan dapat membingungkan masyarakat.
"Saya minta dek Safaruddin berhenti menjadikan diri sebagai lembaga yang selalu merecoki pemerintah tanpa memberikan ide, gagasan dan masukan sebagai pilihan solutif untuk mengembalikan marwah Aceh dan mengeluarkan Aceh dari kemiskinan. Apalagi saat ini Aceh minim bahkan tidak ada lapangan pekerjaan dan justru sebagai daerah termiskin nomor 2 di Sumatera," kata Syekhy mengingatkan.
Dikatakannya, dari awal, F-GMA selalu mendorong supaya Aceh semakin kondusif dan Pemerintah Aceh dibawah pimpinan Gubernur Irwandi dapat menjalankan program kerjanya di awal tahun ini. Untuk itu, F-GMA mengajak semua elemen masyarakat untuk tidak terusik pernyataan YARA.
"Kepada seluruh elemen masyarakat Aceh, mari kita bersatu memberi solusi kepada pemerintah agar program untuk membangun Aceh kedepan hingga menjadi Aceh yang bermartabat adil dan makmur terwujud. Hentikan cara-cara memprovokasi karena itu bukan memberikan solusi, apalagi sampai menjadi pengacau pada saat pemerintah sedang berbenah untuk kemajuan Aceh. Karena jika kita jadi pengacau bisa terjerat hukum dikenakan pasal mengasut atau provokasi," tandas Tgk. Sufaini Syekhy.[Red]