ACEH UTARA - Rombongan DPR Aceh bersama Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) dan Dinas Sosial Aceh serta jajaran Komite Peralihan Aceh (KPA) wilayah Samudera Pase, menyalurkan bantuan logistik kepada korban banjir di sejumlah desa yang masih terisolir dan akses jalannya lumpuh total, yaitu Matangkuli, Tanah Luas dan Pirak Timu.
Rombongan terdiri anggota DPR Aceh Azhari Cage, Ketua KPA wilayah Samudera Pase Tgk. Zulkarnaini Hamzah, perwakilan BPBA dan Dinsos Aceh. Turut juga didamping Camat Pirak Timu Ismuha, Danramil Kapten Edi Wijaya dan Kapospol Iptu Heri. Rombongan terpaksa harus menumpang rubber boat (perahu karet) milik BPBD Aceh Utara, untuk mengarungi banjir karena air di badan jalan masih berkisar 80 cm hingga satu meter lebih.
Anggota DPR Aceh Azhari Cage mengatakan bantuan logistik yang diserahkan ke posko pengungsian, khususnya di beberapa gampong dalam Kecamatan Pirak Timu berupa beras, minyak goreng, sarden, mie instan, gula, pakaian dan perlengkapan bayi, terpal serta makanan siap saji, merupakan bantuan pribadi dan juga bantuan dari KPA Pase, Dinsos Aceh dan BPBA.
"Bantuan itu kita serahkan kepada tiga kecamatan yaitu Kecamatan Matangkuli, tiga titik di Desa Parang Sikureung, Meunasah Meria dan Tumpok Barat. Kemudian Tanah Luas kita serahkan di Kantor Camat, sedangkan Pirak Timu ada 12 titik di gampong-gampong yang masih terisolir diantaranya Desa Keutapang, Reungkam, Bilie, Baro, Trieng, Krueng Kreh, Asan Krueng Kreuh, Beuracan Rata, Glumpang, Bungoeng dan Rayeuk Pange," kata Azhari Cage.
Disisi lain Azhari Cage meminta Pemkab Aceh Utara melalui Dinas Kesehatan, para camat dan kepala Puskesmas setempat terus memantau kondisi kesehatan masyarakat korban banjir dan jika membutuhkan bantuan obat-obatan pihaknya akan menyalurkan.
"Akibat banjir ini banyak infrastruktur yang rusak seperti jalan, saluran irigasi, ratusan hektar tanaman padi yang baru ditanam. Ini perlu perhatian Pemkab Aceh Utara dan Pemerintah Aceh.
Selain itu juga kita tidak sekedar mengantar bantuan masa panik, tetapi juga menerima saran dan masukan masyarakat tentang kendala dan akibat-akibat (penyebab) sehingga banjir ini terjadi," terangnya.
Seperti informasi yang beredar, Jum'at (05/01/2018), sore hingga malam hari, banjir kiriman dari kawasan pegunungan Kabupaten Bener Meriah dan meluapnya air sungai di sejumlah kecamatan menyebabkan tujuh kecamatan terendam banjir, tiga antara kondisi terparah yaitu Matangkuli, Tanah Luas dan Pirak Timu. Ketinggian air di badan jalan dan permukiman warga mulai 80 centimeter hingga satu meter lebih sehingga ratusan kepala keluarga (KK) yang tinggal di Daerah Aliran Sungai (DAS) sudah mengungsi ke daerah yang lebih tinggi.
Sedangkan empat kecamatan lain yaitu Lhoksukon, Paya Bakong, Samudera dan Langkahan, hanya air di badan jalan dan permukiman warga sekitar 40 s.d 70 cm, hanya sebagian masyarakat yang mengungsi karena rumahnya berada di daerah rendah.[*]