-->

Pendidikan Agama Dikesampingkan, Pemerintahan Abdya Disinyalir Berorientasi Paham Sekulerisme?

01 Januari, 2018, 15.51 WIB Last Updated 2018-01-01T08:51:14Z
IST
BANDA ACEH - Persoalan pendidikan agama bukan hanya sebatas tugas para mubaligh, teungku-teungku ataupun ustadz. Namun juga menjadi tanggungjawab pemimpin. Seorang pemimpin dapat menggunakan kekuasaan yang ada di tangannya untuk persoalan agama.

Namun berbeda halnya dengan di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), persoalan pendidikan agama mulai dikesampingkan oleh pemimpinnya. Sehingga dikhawatirkan persoalan agama dianggap menjadi persoalan yang tidak terlalu penting.

"Kita sangat prihatin dengan sikap kepemimpinan yang berbau sekuler. Bayangkan saja di dalam soal tes tenaga kontrak pemerintah yang dilaksanakan di Abdya, soal-soal terkait pendidikan agama ditiadakan," ungkap Ketua Himpunan Pelajar dan  Mahasiswa Aceh Barat Daya (Hipelmabdya) Irfan Nasruddin kepada LintasAtjeh.com, Senin (01/01/2018).

Lebih menyedihkan, kata Irfan, ketika seorang masyarakat menanyakan kenapa di dalam soal tes kontrak tidak ada soal pendidikan agama. Bupati Abdya Akmal Ibrahim secara spontan menjawab "nggak penting kali".

"Bayangkan saja, bagaimana kita tidak sedih ketika Bupati Abdya menganggap bahwa persoalan pendidikan agama tidak penting. Ini memilukan," ujar Irfan mengaku kecewa.

Menurut Irfan, pendidikan agama itu penting bagi siapapun tanpa terkecuali kepada calon tenaga kontrak.

"Pendidikan agama penting bagi siapapun tanpa terkecuali, termasuk tenaga kontrak pemkab. Sehingga tenaga kontrak yang dinyatakan lulus nantinya bukan hanya sebatas pintar dan loyal kepada manusia, tetapi juga tak kalah penting memiliki pengetahuan agama dan merasa tugas yang diembankan kepadanya juga dipertanggungjawabkan kepada Allah SWT," jelasnya.

Mahasiswa meminta Bupati Aceh Barat Daya menjelaskan maksud dari jawaban spontannya yang menyatakan soal terkait pendidikan agama tidak penting sekali.

"Kami mempertanyakan sikap dan mindset Bupati Abdya Akmal Ibrahim. Kenapa beliau beranggapan pendidikan agama tidak penting bagi tenaga kontrak?" tanya Irfan.

Menurut Irfan, jika mindset pemimpin terlalu mengabaikan persoalan pendidikan agama ini akan sangat berbahaya.

Kata dia, pendidikan agama wajib diprioritaskan oleh pemerintah. Jika persoalan pendidikan agama dianggap tidak penting di tataran pemkab maka dikhawatirkan para pengelola dan pemegang kekuasaan di Abdya menerapkan sistem pemerintahan yang berorientasi kepada paham sekuler.

"Kita tidak menginginkan paham yang cenderung sekuler tersebut membumi di Serambi Mekkah, termasuk daerah Breuh Sigupai. Mari kita berdo'a agar pemimpin kita di Abdya menjadi tulang punggung penguatan pendidikan agama dan syiar islam ke depannya," pungkasnya.[*]
Komentar

Tampilkan

Terkini