-->

Patimah, Janda Miskin Warga Panton Bili Harapkan Bantuan Rumah dari Pemkab Asel

21 Januari, 2018, 16.02 WIB Last Updated 2018-01-21T09:02:35Z
ACEH SELATAN - Patimah La (55) pernah mengaku mengusulkan permohonan rumah layah huni ke dinas terkait, namun sampai saat ini belum ada tanggapan. Patimah masih terus menempati rumah tidak layak huni berukuran 4x5 meter yang kondisinya sangat memprihatinkan.

Patimah La adalah Warga Gampong Panton Bili, Kecamatan Pasi Raja, Kabupaten Aceh Selatan, sangat berharap bisa mendapatkan rumah yang layak huni.

"Saya sudah pernah mengusulkan, tapi hingga sekarang belum mendapatkan rumah bantuan layak huni. Sedangkan segala persyaratan yang diminta sudah kami penuhi. Bahkan sudah dibuat pancang tanda lokasinya," kata Patimah La, janda dua anak kepada LintasAtjeh.com dengan wajah sedih, Minggu (21/01/2018).

Namun hingga saat ini, lanjutnya, kami belum pernah merasakan bantuan apapun dari pemerintah, baik itu bantuan tunai maupun non tunai. "Ada aja makan satu hari sekali udah lebih dari cukup," katanya dengan mata berkaca-kaca.

"Mudah-mudahan ada yang mau membantu kami untuk mendapatkan rumah layak huni. Sejak saya ditinggal almarhum suami sebelas tahun yang lalu, saya menafkahi sendiri kedua anak saya," harapnya.

Amatan LintasAtjeh.com, kondisi rumah itu sudah sangat tidak layak huni. Apalagi jika hujan mereka harus menampung air hujan biar tidak tergenang di dalam rumah, karena atap rumah yang terbuat dari daun rumbia sudah mulai hancur. Dinding rumah yang ditempati Patimah La juga sudah miring karena tiang penyanggah rumah tersebut sudah patah.

Sejak suaminya meninggal dunia, Patimah La harus menjadi tulang punggung keluarganya dengan bekerja sebagai buruh tani. Itupun kalau ada yang mau menyuruhnya menjadi buruh tani.

Selain itu, anak-anaknya juga tak punya pekerjaan tetap, Yulida (22) merupakan pengangguran belum ada pekerjaan. Sementara itu, Isnani (19) sedang kuliah di Lhokseumawe, dia mendapatkan beasiswa bidik misi.

Sementara itu, Kusaini berdasarkan penuturan Patimah La, keluarga itu tidak punya harta dan uang untuk memperbaiki rumah warisan yang berdiri diatas tanah mereka sendiri.

"Jangankan untuk perbaiki rumah, untuk makan sehari-hari saja mereka serba kekurangan. Mereka beli beras satu bambu per hari. Hari-harinya hanya dipenuhi doa, air mata dan air hujan," sebut Kusaini.
"Karena itulah, kami sangat berharap mendapatkan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan berupa rumah bantuan," harap Kusaini.[FA]
Komentar

Tampilkan

Terkini