-->

Peserta Tes Tenaga Kontrak Membludak, Hipelmabdya: Bupati Abdya Dilema?

25 Desember, 2017, 07.41 WIB Last Updated 2017-12-25T00:41:18Z
ABDYA - Membludaknya warga Aceh Barat Daya mendaftar tes tenaga kontrak yang mencapai 9500 orang membuat Bupati Aceh Barat Daya, Akmal Ibrahim, SH, terlihat dilema. Bagaimana tidak, jumlah tenaga kontrak yang dibutuhkan oleh Pemerintah Aceh Barat Daya hanya sebanyak 700 orang, sehingga Bupati Abdya terpaksa berhipotesa. 

Pernyataan ini disampaikan ketua Hipelmabdya, Irfan Nasruddin kepada media, Senin (25/12/2017) dini hari.

Pada proses rekruitmen kali ini, kata Irfan, Bupati Abdya juga sudah berkomitmen untuk tidak coba-coba titip notes untuk diloloskan. Lebih menarik, ketika Akmal mengancam akan menggugurkan jika ada titip menitip.

"Situasi ini tentunya akan menjadi dilema buat Bapak Bupati Abdya. Dilema tersebut diantaranya, pertama, menghadapi ribuan timses dan relawan beliau semasa mencalonkan diri sebagai calon bupati tempo hari. Apalagi merebak kabar sudah banyak dari tim sukses yang telah mengumpulkan  dan memobilisasi calon tenaga kontrak," sebut Irfan.

Dilema yang kedua, lanjut Irfan, yakni dilemanya seorang bupati dalam menghadapi sanak saudara dan familinya. Sementara itu, tenaga kontrak yang benar-benar cerdas dan dibutuhkan tenaganya oleh dinas tapi orangnya bukan sanak keluarga dan bukan timses serta bukan relawan.

"Dilema selanjutnya adalah ketika calon tenaga kotrak yang cerdas dan dibutuhkan keahliannya tapi dianggap berada di pihak lawan politik, atau ada diantara keluarga si tenaga kontrak adalah lawan politik," ujar Irfan.

Sementara itu, tambah Irfan, hal yang juga menjadi dilema, bagaimana pula halnya dengan tenaga kontrak K2 selama ini yang hari-hari sebelumnya sudah mengabdi begitu lama, ada yang sudah belasan tahun, baik itu di sekolah maupun di perkantoran. Hal ini pun sungguh sangat disayangkan jika tidak diprioritaskan.

Dilema yang keenam, bagaimana pula dengan rekomendasi dari pejabat-pejabat teras Abdya seperti mitra strategis vertical, kepala-kepala SKPK dan pejabat Abdya yang berpengaruh lainnya. Tidak sebatas itu, hal ketujuh yang menjadi dilema yaitu ketika seorang Bupati Abdya harus mengahadapi orang berduit, baik yang dulunya membantu ketika pilkada maupun tidak. 

"Mereka ini dulunya sangat berjasa pada pilkada dan sangat membutuhkan balas jasa juga. Kalaupun tidak berjasa mereka bisa memainkan sesuatu yang merepotkan seorang bupati," beber Irfan.

Menurut aktivis mahasiswa ini, semua hal yang menjadi dilema tersebut adalah tantangan bagi Akmal Ibrahim memimpin daerah yang berjuluk negeri "Breuh Sigupai itu".

"Apakah komitmen beliau (Bupati Abdya) bisa dipegang, atau hanya sebatas omong kosong. Kita semua harus berpikir positif, kita do'akan Bapak Bupati Abdya untuk kali ini bisa istiqamah," harap Irfan.

Jika dia, tegas Irfan, serius dalam komitmennya, bisa dilihat dari prosesnya nanti, mulai bagaimana soal ujiannya, proses ujiannya, cara pemeriksaan hasil ujian, hingga cara pengumumannya.

"Pokoknya dari awal sampai akhir akan kelihatan sendiri. Makin banyakmenggunakan tenaga manusia dalam prosesnya, maka semakin besar peluang main-mainnya. Oleh karena itu, saran dari kami proses ujian dan pemeriksaannya nanti diupayakan menggunakan metode-metode cerdas juga. Jangan lama-lama pengumumannya, lebih cepat lebih baik dan minim potensi intervensi.Kami yakin bapak/ibu di SKPK sudah pandai dan paham bagaimana caranya agar ini benar-benar bisa bebas dari sentuhan tangan-tangan jahat," terang Irfan.

Pihaknya sangat berharap agar Bupati Abdya tidak main-main dan jangan main-main dengan nasib 9500 calon tenaga kontrak.

"Jika dia main-main, dia akan berhadapan dengan kami mahasiswa dan 8800 tenaga kontrak yang tidak lulus dan terdzalimi. Namun, jika dia serius dan jujur, kami akan terima dan semua calon tenaga kontrak juga akan menerima. Jangan sampai dilema Bapak Bupati Abdya memicu amukan 8000-an orang ke pendopo bapak nantinya," tegasnya.

Untuk mengawal proses ini, Irfan menjelaskan, pihaknya dari mahasiswa berencana membuka posko pengaduan. Jika ada indikasi kecurangan yang dilakukan di lapangan nantinya dapat dilaporkan kepada mahasiswa sebagai mitra rakyat.

"Mari kita bangun Abdya dengan pikiran  jernih dan jauh dari kemunafikan," pungkasnya.[*]
Komentar

Tampilkan

Terkini