BANDA ACEH - Isu panas ramai diperbincangkan dan mendapatkan kecaman dari berbagai negara terkait keputusan Presiden Amerika Serikat Donal Trump atas pemindahan Ibukota Israel dari Tel Aviv ke Yerussalem usai menyampaikan pidatonya di Gedung Putih, Washington DC, Rabu (06/12/2017) siang waktu AS yang didampingi Wapres AS Mike Pence.
Keputusan Donald Trump atas pemindahan Ibukota Israel tersebut, juga mendapatkan gelombang protes khususnya dari negara-negara mayoritas berpenduduk muslim tak terkecuali Indonesia.
Tak mau ketinggalan, tokoh-tokoh muda Aceh juga bersuara, mengecam keras aksi sepihak Trump. Berikut statement kecaman yang diterima redaksi LintasAtjeh.com, Minggu (10/12/2017).
Ketua BEM STKIP BBG Banda Aceh mengecam atas kebijakan yang memicu konflik dunia. Karena keputusan Donald Trump atas pemindahan Ibukota Israel ini menimbulkan sebuah konflik yang sangat besar antar umat beragama dan antar wilayah.
Kemudian saya berharap kepada pihak pemerintah Indonesia jangan membiarkan hal tersebut terjadi dan segera bertindak tegas untuk membatalkan kebijakan yang sudah di tetapkan oleh Donald Trump tersebut.
"Karena jelas ketika hal tersebut akan terealisasi tidak lama lagi dunia ini mendatangkan konflik besar-besaran," tegas Irsadul Aklis.
Fokus GEMPAR juga sangat menentang klaim sepihak menjadikan Jerusalem Timur sebagai Ibukota Israel.
Menyikapi pernyataan Donald Trump tentang itu, kami dengan tegas meminta negara-negara pendukung dan pejuang kemerdekaan Palestina termasuk Jerussalem Timur didalamnya agar mengeluarkan resolusi menolak klaim Jerusalem Timur sebagai Ibukota Israel dan terus memperkuat legitimasi Palestina sebagai negara yang merdeka seutuhnya.
"Cara-cara yang dilakukan Donald Trump dan Israel sudah sangat licik, sepertinya sudah cukup dan harus dilawan tidak lagi dengan bicara tapi dengan aksi nyata," demikian kecam Sirathallah, Ketua Fokus GEMPAR.
Sementara Bendahara Umum Tamaddun Institute, Rahmat Asri Sufa menyatakan pendapatnya terhadap keputusan yang sudah diambil sepihak oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Menurutnya, keputusan sepihak yang diambil Trump telah melukai setiap hati umat Muslim di seluruh dunia.
"Dulu di Indonesia ada Ahok yang telah berhasil memancing persatuan umat Muslim sehingga yang dulunya tidak pernah dalam satu gerakan besar, akhirnya berkumpul di Monas. Sedangkan di belahan dunia Donald Trump mengulangi hal yang sama persis dan akhirnya kemurkaan umat Islam di dunia pun memeuncak," ujar Konsultan Pendidikan Muda ini.
Lanjutnya, tidak hanya umat Muslim, bahkan beberapa organisasi dunia telah mengecam pernyataan Trump tersebut, bahkan Presiden Turki Reccep Tayyib Erdogan mengatakan dalam ruang publik, bahwa Yerusalem Ibukota abadi Palestina.
Beberapa responden sudah saya mintai pendapat terkait pernyataan Trump, tidak hanya umat Muslim bahkan lintas agama pun ikut berbicara, terkhusus mahasiswa dan kalangan akademisi di Provinsi Sumatera Utara.
"Hampir semua pendapat yang mereka utarakan ya tetap mengecam Donald Trump. Seharusnya Trump mengangkat isu ini di forum internasional yaitu PBB, agar terkesan lebih elegan dan professional, tidak main tunggal," ketus Rahmat, pemuda Bireuen yang sedang menuntut ilmu pasca sarjana di Medan ini.[Red]