ACEH TAMIANG - Beberapa minggu terakhir ini sebagian masyarakat di Kabupaten Aceh Tamiang merasa heran terhadap perilaku aneh oknum yang kerab 'berkoar-koar' menyatakan dirinya sebagai penyelamat klub sepakbola, bernama Persati.
Pasalnya, masyarakat mengetahui bahwa kepengurusan klub sepakbola tertua di Kabupaten Aceh Tamiang tersebut, telah mati semenjak tahun 2015 lalu. Masyarakat menduga bahwa oknum yang kerab 'berkoar-koar' menyatakan dirinya sebagai penyelamat klub sepakbola Persati, memiliki niat buruk untuk menipu dan membodoh-bodohi masyarakat di Kabupaten Aceh Tamiang.
"Atas dasar itu, saya dan rekan-rekan yang komit untuk melawan segala aksi pembodohan di Bumi Muda Sedia, berupaya menelusuri tentang sebab adanya oknum yang terkesan salah minum obat dan berkoar-koar menyatakan dirinya sebagai penyelamat klub sepakbola Persati," ungkap salah seorang aktivis senior di Kabupaten Aceh Tamiang, Sayed Zainal M.SH, melalui pesan WhatsApp (WA) kepada LintasAtjeh.com, Minggu (03/12/2017).
Kemudian, Sayed menjelaskan bahwa hasil penelusuran mereka, periode kepengurusan terakhir klub sepakbola Persati, yakni 2011-2015, yang diketuai oleh Hamdan Sati, dan kepengurusannya telah mati semenjak 14 Desember 2015 lalu. Kepengurusan Persati juha telah vakum sampai dengan hari ini.
Dia menambahkan, terkait adanya oknum yang kerab 'berkoar-koar' menyatakan dirinya sebagai penyelamat klub sepakbola Persati, ditengarai sebagai upaya pembodohan dan penipuan yang tujuan untuk 'mengemplang' uang negara, dengan cara, mengajukan anggaran untuk klub Persati ke DPRK Aceh Tamiang.
Sayed menegaskan, waspadalah terhadap dugaan kejahatan yang dilakukan oleh oknum tersebut. Jika dirinya benar-benar ingin menyelamatkan Persati, yang harus dilakukan saat ini adalah 'mendesak' Ketua Umum Persati Periode 2011-2015, Hamdan Sati, untuk segera menggelar 'Musyawarah Persati'.
Setelah menggelar 'Musyawarah Persati', minta pertanggung jawaban kerja dari Ketua Umum Persati Periode 2011-2015, Hamdan Sati, dan kemudian, pilih ketua umum dan bentuk kepengurusan periode yang baru. Lalu, susun program kerja yang jitu.
Jangan hanya pintar berkoar dan menyatakan diri sebagai penyelamat klub sepakbola Persati, tapi dibalik itu memiliki tujuan untuk mengemplang uang negara dengan mengajukan anggaran atas nama Persati yang kepengurusannya sudah mati semenjak tahun 2015 lalu ke DPRK Aceh Tamiang. Itu sama saja seperti perilaku penjajah!
"Kepada Pimpinan DPRK Aceh Tamiang, saya tegaskan agar jangan coba-coba terlena dengan bujukan oknum yang terkesan berwatak penjajah. Kami masyarakat yang sudah muak dengan perilaku pembodohan memperingatkan kepada DPRK Aceh Tamiang untuk tidak pernah mengetuk palu dan mengesahkan usulan anggaran kepada Persati yang kepengurusannya sudah lama lama mati," demikian ungkap Sayed Zainal M.SH.
Saat berita ini ditayangkan, LintasAtjeh.com belum dapat mengkonfirmasi Ketua Persati Periode 2011 - 2015, Hamdan Sati, juga ke tiga Pimpinan DPRK Aceh Tamiang.[Zf]