BANDA ACEH - Kepala Staf Kodam Iskandar Muda (Kasdam IM) berziarah ke Makam Pahlawan Nasional T. Nyak Arief di Desa Lamreueng Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar, Selasa (26/12/2017). Ziarah tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan peringatan HUT ke-61 Kodam IM dan HUT Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad) ke-56 tahun 2017.
Selain Kasdam, ziarah juga diikuti Irdam, Perwira Ahli Pangdam IM, Para Asisten, Para Kabalak dan Komandan Satuan, Wakil Ketua Persit KCK PD IM Ny. Intan Daniel Chardin dan ibu pengurus Persit serta seluruh Prajurit, PNS Kodam Iskandar Muda se-Garnizun Banda Aceh.
Selain itu, Camat Ingin Jaya Baharun Nazar, SE, Mantan Wakil Gubernur Hj Bustari Mansyur, Ketua PMI Aceh, Pengurusan Yayasan Nyak Arief T Alaidin Syah Eng beserta warga setempat juga ikut berziarah.
Kasdam memimpin langsung penghormatan kepada arwah para pahlawan dan meletakkan rangkaian bunga serta penghormatan terakhir dilanjutkan pembacaan doa.dan acara tabur bunga.
Kasdam mengatakan, ziarah ini memiliki arti yang sangat penting, disamping sebagai penghormatan kepada para pahlawan yang telah mendarma baktikan serluruh jiwa raganya, juga sebagai bukti kebesaran bangsa Indonesia.
"Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang mau menghargai para pahlawannya" kata Kasdam.
"Bentuk penghormatan ini tidak akan pernah lepas dari jiwa dan raga putra putri penerus bangsa, untuk senantiasa menghormati dan menghargai serta mengenang jasa-jasa para Pahlawan kusuma bangsa yang telah mendahului kita," papar Kasdam.
Seperti diketahui, Teuku Nyak Arief adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia. Beliau lahir di Ulee Lheue, Banda Aceh pada tanggal 17 Juli 1899. Nyak Arief pernah menempuh pendidikan SD di Banda Aceh, Kweekschool (Sekolah Para Raja) di Bukit Tinggi dan Osvia (Sekolah Pamong Praja) di Serang, Banten, Jawa Barat.
Pada masa perjuangan Kemerdekaan Indonesia, Teuku Nyak Arif adalah wakil pertama dari Aceh di Voolksraad (Dewan Rakyat) dan ketua NIP (National Indiche partij) cabang Kutaraja. Kemudian beliau dilantik sebagai Gubernur Aceh pertama (1945-1946) oleh Gubernur Sumatera pertama yaitu Moehammad Hasan, yang juga berasal dari Aceh.
Ia juga merupakan salah seorang pendiri Fraksi Nasional dalam Voolksraad. Ia kerap mengkritik kebijakan pemerintah Hindia Belanda yang selalu merugikan rakyat. Demikian pula pada zaman Jepang, Nyak Arief selain ditunjuk sebagai anggota Aceh Syu Sangikai (Dewan Rakyat Aceh) juga dipercaya menjadi anggota Sumatera Cuo Sangi In (Dewan Rakyat Sumatera).
Meskipun kedua lembaga tersebut bentukan Jepang, namun secara diam-diam Nyak Arief tetap melakukan gerakan bawah tanah untuk menentang Jepang. Setelah Indonesia merdeka, Teuku Nyak Arief diangkat sebagai Residen Aceh. Ketika Aceh masih ada tentara Jepang yang tersisa menunggu diusir oleh sekutu.
Setelah Ziarah ke Makam Pahlawan Nasional T. Nyak Arief, Kasdam beserta rombongan melanjutkan ziarah ke Makam Pahlawan Nasional Laksamana Malahayati.
Dalam ziarah ini, juga dihadiri Poh Cut Teungku Putroe Safiatuddin Cahya Nuralam yang merupakan keturunan Pahlawan Nasional Laksamana Malahayati serta anggota keluarga seperti Tengku Halimah, Cut Putri.
Wakil Ketua Persit KCK PD IM, Ny. Intan Daniel Chardin mengatakan sebagai kaum hawa dirinya berbangga terhadap Laksamana Malahayati karena keberanian dan semangat perjuangannya. Dia menilai sikap tersebut harus di ikuti oleh setiap insan terutama perempuan di Aceh.
"Laksamana Malahayati memiliki sikap berani menghadapi penjajah. Semangat itu yang harus di implementasikan perempuan dalam menolak segala bentuk ketidakadilan," kata Ny. Intan Daniel Chardin yang ikut berziarah bersama rombongan tersebut.
Menurut Ny. Intan Daniel Chardin, sosoknya yang anggun dan perkasa itu, selayaknya membuat Laksamana Keumalahayati, menjadi sosok yang dikagumi setiap kaum perempuan di tanah air.
"Ya, saya berharap kepada wanita generasi sekarang, dapat mencontoh keberanian yang dimiliki Malahayati. Meski bukan dalam soal berperang, tapi dalam hal-hal lain," harapnya.[Pen IM]