BANDA ACEH - Tiga belas tahun lalu, tepatnya Minggu 26 Desember 2004, bencana gempa bumi dan tsunami mengguncang Aceh, bencana yang mengakibatkan 126.915 jiwa meninggal dunia, sekitar 100.000 korban luka dan 517.000 unit rumah rusak. Menurut U.S. Geological Survey, sebanyak 227.898 orang meninggal dunia disebabkan bencana ini.
Dalam momen peringatan tsunami yang ke-13, Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kota Banda Aceh bekerjasama dengan United Nations Development Programme (UNDP) yang merupakan badan pembangunan di bawah naungan organisasi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dan juga didukung oleh Badan Penanggulangan Bencana Aceh, serta instansi terkait lainnya akan mengadakan sejumlah acara untuk memperingati hari yang bersejarah tersebut.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Forum PRB Banda Aceh, Muhammad Hasan kepada wartawan pada Kamis (14/12/2017) sore, bertempat di Warkop Cut Nun Banda Aceh.
Muhammad Hasan mengatakan agenda peringatan 13 tahun tsunami ini adalah acara yang akan mengingatkan kembali masyarakat dunia bahwa ada sebuah bencana dahsyat yang pernah terjadi di Aceh. Oleh karena itu, FPRB Kota Banda Aceh yang konsen dengan isu-isu kebencanaan khususnya isu pengurangan risiko bencana akan melaksanakan sejumlah agenda acara dalam peringatan 13 tahun tsunami ini.
"Dalam acara peringatan ini ada beberapa rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan, diantaranya sosialisasi pengurangan risiko bencana kepada 3 desa di Kota Banda Aceh, talkshow kebencanaan dengan media elektronik, pemutaran film kebencanaan bagi anak-anak sekolah di 3 desa yaitu Desa Deah Glumpang, Kampung Pande dan Kampung Jawa, pelatihan pembekalan komunitas masyarakat peduli bencana, donor darah, pelayanan kesehatan gratis, festival sekolah aman bencana, simulasi kebencanaan di 3 desa dengan target peserta 350 orang peserta dan sejumlah agenda lainnya," ujar M. Hasan.
Dalam kesempatan yang sama, Manager Program FPRB Kota Banda Aceh, Fahmi Ibrahim, SH, juga menyampaikan bahwa 13 acara tersebut akan mulai dilaksanakan dari tanggal 14 Desember 2017 hingga tanggal 27 Desember 2017, meliputi kegiatan perencanaan dan pelaksanaan.
"Kegiatan akan dilaksanakan di 3 desa, yaitu Desa Deah Glumpang, Kampung Pande dan Kampung Jawa. Selain pelaksanaan simulasi tsunami juga ada pendampingan untuk peningkatan kapasitas masyarakat terhadap bencana, kami memilih Banda Aceh karena merupakan daerah yang berpotensi mengalami bencana tsunami," ucap Famhi.
Fahmi juga menyampaikan bahwa peringatan tsunami bersifat religius dalam bentuk dzikir dan doa bersama sudah sangat bagus dilaksanakan, namun Forum PRB Banda Aceh berinisiatif selain dalam bentuk peringatan religius juga dimasukkan unsur-unsur pendidikan tentang pengetahuan kesiap-siagaan di dalamnya.
"FPRB Aceh berinisiatif selain dalam bentuk peringatan religius juga dimasukkan unsur-unsur pendidikan pengurangan risiko bencana, karena di usia 13 tahun bencana tsunami kita tidak bisa memastikan bahwa setiap generasi mendapat informasi tentang tsunami Aceh, jadi Forum PRB Banda Aceh akan fokus pada pendidikan pengurangan risiko bencana, puncaknya kita akan laksanakan simulasi tsunami yang melibatkan tiga desa tersebut pada 26 Desember nantinya," tutup Fahmi seraya mengajak semua pihak untuk terus terlibat aktif dalam upaya pengurangan risiko bencana setiap saat. [*]