IST |
JAKARTA - Pemecatan sebagai kader PDIP terhadap Bupati Trenggalek Emil Dardak lantaran lebih memilih mendampingi Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa pada Pemilihan Gubernur Jawa Timur 2018 dianggap sebagai konsekuensi.
“Secara otomatis (dipecat) itu sudah konsekuensi dia, karena PDIP sudah mengusung, jadi semua kader harus mendukung (keputusan partai),” kata Ketua DPP PDI Perjuangan Andreas H Pareira kepada Okezone, Sabtu (25/11/2017).
Menurutnya, keputusan Emil Dardak yang bersedia mendampingi Khofifah untuk bertarung dengan Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Abdullah Azwar Anas yang diusung PDIP, sama sekali tidak dapat ditelorir.
“Dihargai gimana (keputusannya), ini melawan peraturan partai, tidak menghargai partai dan ini dan konsekuensi (diberhentikan),” tegasnya.
Saat disinggung apakah surat pemecatan sudah sampai ke tangan Emil Dardak, Andreas mengungkapkan hal itu adalah teknis. “Itu teknis,” jelasnya.
Sebagaimana diketahui, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa Emil Elestianto Dardak sudah dipecat secara otomatis sejak dirinya mendeklarasikan sebagai bakal calon Wakil Gubernur Jawa Timur berpasangan dengan Khofifah Indar Parawansa.
Hal itu Emil mengaku menghormati keputusan partai. Menurut Emil, sebelum ia menyatakan kesedian maju mendampingi Khofifah, ia telah bertemu dengan Hasto untuk membicarakan masalah ini.
"Ke Pak Hasto. Saya menemui beliau dengan niat bicara baik-baik. Ya tentunya hasilnya intinya kita harus saling menghormati apa yang menjadi pilihan masing-masing. Saya pun menghormati pilihan politik dan langkah yang dipilih oleh Sekjen," ucap Emil beberapa waktu lalu.[Okezone]