ACEH TAMIANG - Forum
Peduli Rakyat Miskin (FPRM) Aceh menyatakan sikap prihatin atas kejadian
'tewasnya' seorang warga Dusun Dana Mulia, Kampung Suka Jadi, Kecamatan Banda
Mulia, Kabupaten Aceh Tamiang, Almarhum Sukasdi (24), akibat tenggelam di
Sungai Tamiang, pada 05 Januari 2017 lalu, yang saat itu dikabarkan korban
beserta dua temannya kepergok, lalu dikejar oleh sejumlah oknum centeng PT. Mopoli Raya, Arbain Cs.
Demikian ungkap Ketua
Forum Peduli Rakyat Miskin (FPRM) Aceh, Nasruddin melalui pesan WhatsApp (WA)
kepada LintasAtjeh.com, Sabtu (22/07/2017).
Nasruddin juga
mempertanyakan tentang rilis yang dikirim oleh Ketua Tim Satgas SAR Kabupaten
Aceh Tamiang, Syaiful Syahputra alias Wak Keng, kepada LintasAtjeh.com, pasca
penemuan jasad Sukasdi.
Dirinya mengatakan bahwa Tim Satgas SAR telah melakukan pencarian selama dua hari, karena berdasarkan hasil penelusuran FPRM di Dusun Satu, Kampung Marlempang, Tim Satgas SAR baru datang ke lokasi kejadian pada Sabtu, 07 Januari 2017 pagi dan jasad korban diketemukan pada hari itu juga sekitar pukul pukul 13.34 WIB.
Dirinya mengatakan bahwa Tim Satgas SAR telah melakukan pencarian selama dua hari, karena berdasarkan hasil penelusuran FPRM di Dusun Satu, Kampung Marlempang, Tim Satgas SAR baru datang ke lokasi kejadian pada Sabtu, 07 Januari 2017 pagi dan jasad korban diketemukan pada hari itu juga sekitar pukul pukul 13.34 WIB.
"Berdasarkan
keterangan dari sebagian besar warga masyarakat di Dusun Satu, Kampung
Marlempang, Tim Satgas SAR Kabupaten Aceh Tamiang hanya melakukan pencarian
selama setengah hari saja, bukan dua hari. Atas dasar itu, diduga kuat bahwa
rilis yang dikirim oleh Wak Keng ke LintasAtjeh.com tidak benar alias
bohong," terang Nasruddin.
Menurut mantan aktivis '98
tersebut, saat tenggelamnya korban Sukasdi ke Sungai Tamiang, pada 05 Januari
2017, seharusnya pihak perusahaan perkebunan sawit PT. Mopoli Raya bertanggungjawab untuk 'melakukan' pencarian jasad korban, tetapi ironisnya, baru dua
hari kemudian dilakukan pencarian.
"Ada kesan pembiaran
terhadap nyawa manusia sehingga mengakibatkan korban tewas. Kenapa setelah dua
hari korban tenggelam baru dilakukan pencarian, kenapa rilis yang dikirim
Ketua Tim Satgas SAR Aceh Tamiang ke LintasAtjeh.com terkesan melakukan
pembohongan publik dan sudahkah pihak Kepolisian memeriksa para oknum centeng
PT. Mopoli Raya, Arbain Cs. Apakah Arbain Cs tidak bersalah di mata hukum?
Walaupun korban diduga akan melakukan pencurian buah sawit di perkebunan PT. Mopoli Raya, apakah negara membenarkan upaya pembiaran terhadap korban yang
saat itu sedang tenggelam dan sangat membutuh pertolongan?" tanya
Nasruddin secara berantai.
"Saya berharap kepada
seluruh unsur berbangsa dan bernegara di Kabupaten Aceh Tamiang untuk
mengedepankan hati nurani serta memahami Hak Asasi Manusia (HAM), juga meminta
kepada kepolisian untuk memanggil dan memeriksa sejumlah oknum yang terlibat, termasuk
para oknum centeng PT. Mopoli Raya, Arbain Cs," pungkasnya.
Anehnya, Ketua Satgas
Tim SAR Kabupaten Aceh Tamiang, Syaiful Syahputra alias Wak Keng, yang
sebelumnya mengatakan bahwa informasi atas kejadian tenggelamnya korban Sukasdi
diterima dari Kapolsek Kecamatan Bendahara dan Tim Satgas SAR melakukan
pencaharian selama dua hari, namun sekarang telah memberikan keterangan yang
sangat berbeda.
Wak Keng mengatakan
informasi atas kejadian tenggelamnya korban Sukasdi diterima dari Wak Leng dan
Sayed Adam pada tanggal 07 Januari 2017, sekira pukul 06.30 WIB, kemudian
langsung menurunkan personil ke lokasi kejadian. Jasad korban diketemukan
sekira pukul 13.35 WIB di Sungai Tamiang kawasan Kampung Marlempang.
"Yang terhormat
abangda, Bang Iyong. Kami dapat info pada tanggal 07 Januari 2017, pukul 06.30
WIB, dari teman kita Wak Leng dan Sayed Adam. Saya langsung perintahkan
personil untuk langsung melakukan operasi. Tepat pada pukul 13.35 WIB, korban
kita ketemukan di Desa Marlempang, lalu korban kita evakuasi ke RSUD Aceh
Tamiang atas perintah aparat dan keluarga korban. Setelah selesai visum korban
kita evakuasi ke rumah duka," demikian keterangan terbaru dari Ketua
Satgas Timsar Kabupaten Aceh Tamiang, Syaiful Syahputra alias Wak Keng.[Zf]