ACEH TAMIANG - Pada saat
pelaksanaan Upacara Memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-109
Tahun 2017, yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Tamiang, pada
Senin (22/05/2017) kemarin, Bupati Aceh Tamiang, H. Hamdan Sati ST terlihat
tidak hadir.
Demikian juga yang terjadi
pada saat pelaksanaan Upacara Memperingati Hari Lahirnya Pancasila Ke-72 Tahun
2017, yang digelar di lapangan tribun, halaman belakang Kantor Bupati Aceh
Tamiang, Kamis (01/06/2017). Orang nomor satu di kabupaten bergelar Bumi Muda
Sedia, H. Hamdan Sati ST, kembali terlihat absen.
Pantauan LintasAtjeh.com,
yang bertindak sebagai Inspektur Upacara Memperingati Hari Lahirnya Pancasila
Ke-72 Tahun 2017 yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang adalah
Wakil Bupati, Drs Iskandar Zulkarnain MAP, dan Komandan Upacara dilaksanakan
oleh Danton II kompi Gultor Yonif Raider khusus 111/ KB, Letda Inf. Yudha, S.
Adapun sejumlah pejabat
Aceh Tamiang yang menghadiri upacara, selain Wakil Bupati Drs Iskandar
Zulkarnain MAP, juga terlihat Ketua DPRK Fadlon, Kapolres AKBP. Yoga Prasetyo,
SIK, Pabung Atam Kodim 0104/Atim Mayor Inf A Yani, Wadan Yonif 111/ KB Kapten
Inf. Fahmi Guruh, Sekda Ir Razuardi MT, serta unsur SKPK, TNI/Polri dan para
Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pemkab Aceh Tamiang.
Dalam amanat tertulis
Presiden RI Joko Widodo, yang dibacakan Wakil Bupati Aceh Tamiang, Drs Iskandar
Zulkarnain MAP mengatakan bahwa kodrat bangsa Indonesia adalah keberagaman.
Takdir Tuhan untuk kita adalah keberagaman. Dari Sabang sampai Merauke adalah
keberagaman. Dari Miangas sampai Rote adalah juga keberagaman. Berbagai etnis,
bahasa, adat istiadat, agama, kepercayaan dan golongan bersatu padu membentuk
Indonesia. Itulah ke-Bhinneka Tunggal Ika-an kita.
Namun, kehidupan berbangsa
dan bernegara kita sedang mengalami tantangan. Kebhinekaan kita sedang diuji.
Saat ini ada pandangan dan tindakan yang mengancam kebhinekaan dan keikaan
kita. Saat ini ada sikap tidak toleran yang mengusung ideologi selain
Pancasila. Masalah ini semakin mencemaskan tatkala diperparah oleh
penyalahgunaan media sosial yang banyak menggaungkan hoax alias kabar bohong.
Lebih lanjut dalam amanat
Presiden, kita perlu belajar dari pengalaman buruk negara lain yang dihantui
oleh radikalisme, konflik sosial, terorisme dan perang saudara. Dengan
Pancasila dan UUD 1945 dalam bingkai NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika, kita bisa
terhindar dari masalah tersebut. Kita bisa hidup rukun dan bergotong royong
untuk memajukan negeri. Dengan Pancasila, Indonesia adalah harapan dan rujukan masyarakat internasional untuk membangun
dunia yang damai, adil dan makmur di tengah kemajemukan.
"Jaga perdamaian,
jaga persatuan dan jaga persaudaraan di antara kita. Mari kita saling bersikap
santun, saling menghormati, saling toleran dan saling membantu untuk
kepentingan bangsa. Mari kita saling bahu-membahu, bergotong royong demi
kemajuan Indonesia," akhir dalam amanat Presiden RI yang dibacakan Wakil
Bupati Aceh Tamiang.[Zf]