-->

Fenomena Mahasiswa Aceh dan Warung Kopi

24 Mei, 2017, 00.58 WIB Last Updated 2017-05-23T17:58:36Z
MENJADI seorang mahasiswa adalah hal yang sangat diinginkan oleh setiap orang dalam dunia pendidikan, berbagai macam serba serbi kehidupan mahasiswa hari ini mulai dari fokus kepada organisasi saja atau hanya fokus kepada nilai dengan cara meningkatkan keaktifan di dalam kelas. 

Namun semua itu tergatung kepada kepentingan masing-masing dari setiap mahasiswa. Aceh dikenal dengan sebutan seribu warung kopi, hampir disetiap jalan dan titik-titik keramaian selalu ada warung kopi, warung kopi digunakan untuk berdiskusi dan bercerita serta menjadi tempat kedua bagi masyarakat untuk sekedar berhibur diri. Pada umumnya setiap warung kopi yang ada hampir diisi 80% oleh mahasiswa dan 20% lagi oleh kalangan masyarakat dan para tokoh agama. 

Warung kopi bisa saja membuat mahasiswa lebih kreatif dan solutif,  namun warung kopi juga bisa membuat seorang mahasiswa menjadi pribadi yang boros dan lebih mubazir dalam menggunakan waktu. Dulu, warung kopi digunakan untuk sarana diskusi dan mencari solusi jika ada masalah dan sebagai tempat mendapatkan informasi berkenaan dengan agama, sosial, politik, kebudayaan dan lain-lain. 

Hadirnya warung kopi akan menambah wawasan dan pengetahuan dan mempererat silaturrahmi diantara kalangan sehingga dengan adanya warung kopi masyarakat akan selalu aktif dan bisa mendapatkan informasi-informasi penting dari teman-temannya seperti halnya informasi lowongan pekerjaan dll.

Seiring berkembangnya zaman dan kecanggihan teknologi maka arus globalisasi merubah semua aspek-aspek tersebut. Sekarang, kebanyakan diantara mahasiswa pergi ke warung kopi hanya untuk bermain game atau hanya sekedar bermedia sosial sehingga mereka lupa akan tugas dan kewajibannya. Ketatnya persaingan di zaman sekarang tentu akan menjadi sebuah kekhawatiran bagi generasi muda dan kaum intelektual hari ini. 

Mengubah pola pikir adalah salah satu cara untuk mengatasi kekhawatiran itu, memanfaatkan warung kopi sesuai dengan tujuannya yaitu ke arah yang positif sebagai wadah bagi generasi muda untuk menjadi generasi yang produktif, mengutamakan mengerjakan tugas-tugas kuliah dibandingkan dengan hanya sekedar bermain media sosial adalah hal yang harus dilakukan.

Mahasiswa hari ini lebih sering menghabiskan waktu di warung kopi dibandingkan dengan di tempat tinggalnya sendiri, ini menunjukkan bahwa warung kopi sudah sangat terikat dengan kehidupan mahasiswa.

Hampir di setiap warung kopi yang ada selalu di lengkapi dengan wifi yang menjadi kebutuhan setiap mahasiswa dalam mengerjakan tugas kulianya. Namun semua itu tergantung kepada mahasiswanya sendiri apakah mereka menggunakan ke arah yang positif atau malah justru ke arah yang negatif. 

Maka sudah saatnya kita menjadikan warung kopi sebagai tempat yang bermanfaat dan membantu dalam kegiatan keamahasiswaan bukan untuk tujuan yang tidak ada kaitannya dengan dunia kemahasiswaan. 

Khususnya di Provinsi Aceh, jika warung kopi itu dimanfaatkan untuk tujuan yang produktif maka tentu akan menghasilkan generasi Aceh yang cerdas dan siap bersaing dalam dunia global. Memanfaatkan akses internet dengan cara yang produktif juga bisa membentuk mahasiswa Aceh yang lebih gemilang karena dengan adanya akses internet itu maka setiap orang bisa mendapatkan informasi yang menjadikan dirinya kaya akan hal-hal baru sehingga tidak ketinggalan dalam dunia ilmu pengetahuan dan terknologi. 

Warung kopi juga bisa digunakan untuk mengembangkan budaya daerah khususnya Aceh, karena jika dilihat akhir-akhir ini kehadiran internet menimbulkan sekelumit masalah seperti pudarnnya budaya daerah dan nasional. Dengan adanya warung kopi yang bisa menyediakan akses internet justru sangat berpengaruh terhadap perkembangan budaya. Jika kita tidak hati-hati dalam memanfaatkannya maka kita tidak bisa mempertahankan budaya asli kita dan untuk mempertahankan budaya asli itu adalah tugas kita bersama apalagi seorang mahasiswa.

Maka dari itu, jadikanlah warung kopi sebagai sarana mencerdaskan dan meningkatkan intelektualitas mahasiswa karena bisa jadi pengalaman yang didapatkan di warung kopi itu lebih banyak dari pada didapatkan di bangku perkuliahan. 

Harapan kita dengan adanya warung kopi maka akan menciptakan generasi emas masa depan dan para pemimpin masa depan juga bisa lahir dari orang-orang yang sering mengunjungi warung kopi pada hari ini, tentu dengan tujuan yang jauh lebih bermanfaat bukan hanya sekedar duduk dan menghabiskan waktu belaka. Jadilah generasi yang cerdas yang pandai memanfaatkan sesuatu untuk menunjang produktifitas.

Penulis: Septian Fuji Syukri (Mahasiswa Ilmu Politik FISIP Unimal Lhokseumawe)
Komentar

Tampilkan

Terkini