IST |
Zulfadli, S.Sos.i, Ketua
LSM Gempala saat ditemui LintasAtjeh.com, Kamis (04/05/2017), di Langsa
menceritakan laporan masyarakat pada saat dirinya bersama dua orang rekannya
yang bernama Hendri dan Yusuf berkunjung ke rumah duka beberapa hari lalu. Ia
mengisahkan hasil wawancara mereka kepada Nurhayati yang merupakan ibu kandung
dari almarhum Darwin.
"Menurut pengakuan
Nurhayati warga gampong telaga tujuh kecamatan langsa barat, kota langsa,
awalnya Darwin berobat ke Klinik mantri Khalid," kisahnya.
"Karena merasa belum
ada perubahan yang berarti, lalu pada tanggal 19 april 2017 Nurhayati membawa
Darwin ke RSUD Langsa untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut," terang
Zulfadli menirukan ucapan Nurhayati.
Pada hari itu juga,
lanjutnya, setelah pemeriksaan awal di IGD Almarhum Darwin diarahkan ke ruang
ICU karena perlu penanganan intensive, namun dengan alasan ruang ICU penuh maka
Darwin dipindahkan ke ruang rawat inap mata uroe kelas 3. Dan dr. Misriani,
Sp.PD yang merupakan dokter penanggung jawab pasien (DPJP) menginstruksikan
untuk pemasangan infus dan pemasangan selang Nasogastric Tube (NGT). Tindakan
ini adalah salah satu proses medis yaitu memasukkan selang plastik melalui
hidung, melalui tenggorokan dan terus sampai ke dalam lambung.
"Yang sangat
disayangkan adalah, tindakan pemasangan NGT ini dilakukan tanpa meminta
persetujuan terlebih dahulu kepada
pasien ataupun pihak keluarga," sesalnya.
"Selain itu, petugas
kesehatan juga tidak memperhatikan secara intensive keadaan Darwin, padahal
Darwin sangat membutuhkan perhatian khusus dari petugas, karena pasien
seharusnya berada diruang ICU," imbuhnya.
Sampai musibah itu tiba,
sambungnya lagi, pada tanggal 23 april 2017 Darwin menghembuskan nafas
terakhirnya diruang yang seharusnya bukan almarhum tempati. Buruknya pelayanan
RSUD Langsa juga tergambar setelah 2 jam pasien tersebut meninggal dunia, karena
dokter yang menangani juga tidak memeriksa jasad Darwin, sehingga pihak
keluarga berinisiatif untuk mengangkat jenazah ke mobil ambulance tanpa ada
dibantu pihak RSUD Langsa.
"Ketika meninggal pun
Darwin tidak diperiksa jasadnya, padahal pihak keluarga sangat membutuhkan
informasi yang jelas mengenai penyebab Darwin meninggal dunia," kesalnya.
Menurut keterangan yang
didapat pihak keluarga, Darwin menderita diabetes dan infeksi Syaraf. Dengan
kejadian ini keluarga berharap agar pihak RSUD bertanggung jawab atas meninggalnya
Darwin. Karena pihak keluarga merasa selama almarhum dirawat di RSUD Langsa,
terkesan tidak mendapatkan pelayanan yang seharusnya dan hak-hak kami sebagai pasien dan keluarga pun terabaikan.
Sementara itu, Staf Humas
RSUD Langsa yang akrab disapa Ivo, saat ditemui LintasAtjeh.com, Kamis
(04/05/2017), di RSUD Langsa mengatakan bahwa dari hasil rekam medis, penyebab
kematian Darwin adalah Susp HIV dan banyaknya virus yang masuk kedalam
syaraf.[Sm]