WUHAN
University adalah salah satu kampus bergengsi di negeri tirai bambu. Tak heran di
kampus ini menjadi andalan destinasi wisata di hari libur dari segi arsitek bangunan, sejarah dan area taman. Apalagi di setiap musim semi, kampus Wuhan
University menjadi destinasi wisata terfavorit di Kota Wuhan yang sangat
populer dengan bunga sakura yang biasanya berkembang dan mekar di setiap akhir
bulan Maret.
Pada tahun 1930 Jepang
mulai masuk ke Kota Wuhan yang mendapatkan proyek luar biasa di wilayah bukit
Wuchang Loujia yang berdekatan dengan kampus Wuhan University. Proyek itupun
berlanjut hingga perluasan area Kampus Wuhan University yang pada saat itu
hanya memiliki beberapa fakultas. Secara bertahap area kampus ini dibentuk
penghijauan di bagian fakultas dan perpustakaan tua, hingga pada akhirnya bukit
Wuchang Loijia dan Wuhan University menjadi hutan hijau yang indah.
Pada musim semi tahun 1937,
para pekerja Jepang sangat bahagia dengan mulainya berkembang bunga sakura di
area kampus Wuhan University. Awalnya mereka hanya mencoba menanam bibit Sakura
dalam rangka untuk meringankan kerinduan dari kampung halaman dan memulihkan cidera
sejumlah para pekerja Jepang yang tinggal di Wuhan. Oleh karena itu, banyak
yang mengatakan area kampus Wuhan University dan bukit Wuchang Luojia menjadi
area pertama sakura dari Jepang.
Sekitar tahun 1946,
seiring para pekerja Jepang meninggalkan negara Tiongkok, banyak cerita yang ditinggalkan
dalam bentuk positif dan negatif. Tak ketinggalan, bunga sakura pun menjadi
bahan peninggalan yang menjadi isu pro dan kontra pada saat itu. Ada sebagian
penduduk Tiongkok menganggap bunga sakura itu sebagai lambang penjajahan dan
simbol penghinaan nasional dari Jepang. Namun, pihak kampus Wuhan University
menolak untuk menebang dan mempertahankan semua pohon sakura peninggalan
Jepang. Karena, pemikiran para akademik kampus akan merawatnya dan menjadi
simbol kedamaian antara kedua negara. Hingga tahun 2017, bunga sakura ini masih
dirawat dengan sebaik mungkin dan menjadikan sakura sebagai spot destinasi
favorit kampus Wuhan University.
Awalnya, bunga sakura yang
ditanam sekitar kampus adalah akhir dari jejak perang selama 30 tahun, dan kali
ini ditetapkan sebagai simbol perdamaian dan persahabatan kekuatan tidak lagi
tanda penghinaan. Pada tahun 1972, diresmikan oleh kedua pihak dengan hubungan
diplomatik. Maret 1973, departemen terkait dari Jepang resmi memberikan cherry
liar atau sakura hijau kulit kepada Pemerintah China dengan produksi jumlah
besar. Wuhan University mendapatkan tambahan bibit sakura sebanyak 200 batang
yang ditanam di kaki bukit utara Luojia.
Saat ini, Wuhan University
bekerjasama dengan kampus di Kyoto University Jepang yang juga dikenal "sakura
sutra” dari segala aspek perawatan bunga sakura. Hingga sekarang terus
bertambah jumlah varietas sakura baru, terutama sakura Jepang seperti sakura
liar, sakura daun besar dan sakura merah pot bunga dan banyak jenis sakura
lainnya.
Untuk meningkatkan
keindahan, pihak kampus Wuhan University rela memberikan upah yang lebih untuk
para pengasuh area taman bunga sakura ini. Padahal bunga sakura bersemi setahun
sekali selama 3-4 minggu, namun para pengasuh bunga sakura bekerja tiada henti
setiap bulan dengan melakukan perawatan yang special.
Beberapa tahun terakhir, pihak
kampus dengan sungguh-sungguh mempromosikan wisata festival musim semi di Wuhan
Universtity dan dibuktikan dengan bertambahnya pengunjung tahun 2017
dibandingkan tahun sebelumnya. Tak tanggung-tanggung festival musim semi yang
sudah berjalan 3 minggu ini mendatangkan 8.000 pengunjung. Data tersebut sangat
mudah kita dapatkan, karena setiap pengunjung harus mendaftar di website yang
tersedia. Hingga saat ini bunga sakura masih menjadi ikon kampus Wuhan
University.
Penulis: Mulia Mardi
(Mahasiswa Master Wuhan University, pernah aktif di KTM Rongsokan dan Rumoh
Budaya Jakarta)