BANDA ACEH - Nur Halimah perempuan berumur 26 tahun, putri semata wayang dari pasangan Abdullah Muhammad Ali dan Nuraeni, kini terus mencari sosok sang ayahnya.
Ayahnya, Abdullah berasal dari Takengon Aceh, tepatnya di Angkop Sriweduren sedangkan Ibunya yang bernama Nuraeni berasal dari Indramayu Jawa Barat.
Pernikahan orang tuanya berlangsung di Indramayu sekitar tahun 90an. Saat itu, Nuraeni yang dinikahi Abdullah berumur sekitar 20 tahun. Setahun perkawinan, mereka dikarunia seorang anak perempuan yang diberi nama Nur Halimah.
Hingga saat ini, Halimah tidak pernah sekalipun bertemu dengan Abdullah yang merupakan ayah kandungnya. Ayahnya pergi meninggalkan Halimah saat dirinya masih berumur 2 hari, tanpa ada pertengkaran atau permasalahan dengan ibunya. Abdullah pergi tanpa pesan dan kabar apapun hingga hari ini, saat Halimah sudah berumur 26 tahun. Menurut kabar, ayahnya pulang ke Aceh.
Halimah bercerita, baik dirinya maupun ibunya tidak menyimpan satupun foto Abdullah, sehingga Halimah sendiri tidak bisa membayangkan sedikitpun bagaimana wajah dari ayah kandungnya. Ia hanya tahu bahwa ayahnya berperawakan gemuk, hitam, rambut ikal, kulitnya hitam manis, dan tinggi badannya sekitar 165 cm.
”Saya hanya ingin tahu bapak saya masih hidup atau sudah tiada. Kalau sudah tiada saya ingin menziarahi kuburannya dan mengirimkan doa untuknya. Sekaligus saya ingin bertemu saudara-saudara bapak saya, mungkin bisa mengobati kerinduan saya kepada bapak saya. Tapi kalau bapak saya masih hidup saya mau bertemu dengan bapak saya meski hanya sekali saja,” ujarnya.
Halimah juga menuturkan keinginannya untuk pergi ke Takengon tetapi keinginan tersebut harus dipendam dalam-dalam karena hingga saat ini Halimah sendiri tak tahu menahu kemana arah yang harus dituju apalagi tidak ada satupun orang yang dikenalinya apabila ia nekat ke kampung halaman ayahnya.
“Saya ingin sekali merasakan pelukan dan kasih sayang bapak saya serta bimbingan dari seorang ayah. Sedari kecil saya merindukan sosok ayah. Saya pengen seperti kawan-kawan saya, punya ayah yg menjemputnya ke sekolah, mengajaknya bermain, jalan-jalan dan mengadukan keluh kesah. Kadang kalau saya lagi kangen saya hanya bisa kirim doa dan menangis,” tuturnya dengan raut sedih.
Ia juga berharap melalui bantuan media dapat segera bertemu Abdullah dengan harapan ada orang yang mungkin mengenal ayahnya, atau berdomisili di seputaran kampung Abdullah.
"Semoga para pembaca Lintas Atjeh bisa untuk meneruskan dan menyebarkan berita ini, agar bisa sampai baik ke bapak saya Abdullah maupun keluarga ayah yang lain," demikian pinta Nur Halimah.[Red]