SORE
itu, Kamis (06/04/2017) sekira pukul 16.45
WIB, rombongan kami dari jajaran Media Online Lintas Atjeh baru saja melintas
di kawasan CRU Trumon setelah menempuh perjalanan kurang lebih 15 jam dari Kota
Langsa menuju Kota Tapaktuan melalui jalur Medan-Tapaktuan yang cukup
melelahkan.
Rombongan yang dikomandoi
Pimred Lintas Atjeh, Ari Muzakki masih terlelap selama perjalanan dengan
kendaraan minibus yang dinahkodai Sumardi. Sejenak terbangun dari rasa lelah karena
disapa semilir angin dan terhampar pemandangan asri sepanjang jalan Gampong
Naca, Kecamatan Trumon Teungoh, Kabupaten Aceh Selatan.
Apalagi melihat
pemandangan tak lazim yang selama ini tidak pernah ditemukan Rombongan Lintas
Atjeh khususnya di wilayah Kota Langsa. Pemandangan tak lazim itu, saat muncul
penampakan seekor gajah dengan gading sepanjang 80 centimeter di seberang jalan
Subulussalam-Tapaktuan di wilayah Kawasan Koridor Satwa CRU Trumon.
Gajah berkelamin jantan itu
ternyata merupakan salah satu penghuni CRU Trumon bernama ‘Bayu’. Terlewat
beberapa puluh meter, mobil kami putar arah untuk mengabadikan momen langka
untuk berselfie dengan sang gajah yang tengah menikmati rumput di tempat ‘angon’.
Setelah beberapa saat
berselfie, rombongan mendapatkan informasi kalau di kawasan CRU Trumon bisa
mendapatkan informasi lebih tentang keberadaan gajah-gajah jinak untuk membantu
mitigasi bencana konflik gajah wilayah Aceh Selatan dan Aceh Singkil.
Tak mau berlama-lama,
kebetulan ini momen penting sebelum menghadiri HUT Lintas Atjeh ke-3 dan
pelantikan DPC PPWI Aceh Selatan di Tapaktuan yang digelar tanggal 7 April 2017.
Kedatangan rombongan Pimred
Lintas Atjeh di Kantor CRU Trumon langsung disambut hangat Koko selaku Ketua
Mahot CRU Trumon, mewakili Koordinator CRU Trumon, Rusdi dengan penuh keramahan.
Pimred Lintas Atjeh, Ari
Muzakki langsung menyampaikan maksud kedatangannya dengan rombongan ke CRU
Trumon dalam rangka mengunjungi Bayi Gajah bernama Intan yang lahir sekitar 20
hari yang lalu.
Sejenak Ketua Mahot CRU
Trumon terlihat menelpon dan berkoordinasi dengan Koordinator CRU Trumon
tentang maksud kedatangan rombongan, dan beberapa saat telepon beralih ke
Pimred Lintas Atjeh. Terdengar diijinkan langsung untuk melakukan liputan
khusus kehidupan ‘Intan’ yang sudah berinteraksi dengan alam dibawah asuhan
induknya ‘Sisca’.
Setelah menunggu beberapa
saat sang pawang Sisca atau Mahot Rama Liyadi akhirnya rombongan bergerak ke
areal ‘angon’ Sisca dan Intan berjarak sekitar 500 meter dari Kantor CRU.
Sampai lokasi ‘angon’
Mahot Rama Liyadi memanggil nama Sisca dan Intan dengan suara lembut. Kedatangan
rombongan disambut hangat hewan besar berbobot 2 ton ini. Tidak ada reaksi liar
justru reaksi bersahabat ditunjukkan Sisca dan Intan. Kami pun satu-persatu
mendekati gajah jinak ini dan sesekali mengelus-elus kepala sang induk gajah
sembari diganggu si ‘Intan’ yang lucu bermain petak umpet disela-sela induknya.
Sesaat, Mahot Rama Liyadi
dibantu satu orang mahot lainnya membawa Sisca dan Intan bergeser ke tempat
yang lapang sembari diperintahkan menyeret rantai yang mengikat leher Sisca
sepanjang 25 meter.
“Ayo tarik kita kesini,”
begitu perintah Mahot Rama Liyadi kepada Sisca yang langsung direspon dengan
menarik rantai yang cukup berat itu.
Beberapa saat kita melihat
kepatuhan Sisca menjalankan perintah-perintah Mahot Rama Liyadi. Seperti ketika
Mahot Rama Liyadi meminta Sisca duduk karena tubuhnya banyak tanah saat di’angon’.
“Duduk,
duduk....dibersihkan dulu,” ujarnya menyuruh Sisca.
Sisca pun tak mau
berlama-lama, dia pun duduk dan kemudian tubuhnya yang kotor tertutup tanah di
punggungnya dibersihkan dengan dedaunan. Usai dibersihkan, Sisca pun menuruti
perintah Mahot Rama Liyadi untuk berdiri. Terlihat ‘Intan’ yang lucu
menggemaskan bermain-main disela-sela kaki induknya, sesekali dia berhenti
sembari menyusu.
Maklum, Intan masih
balita. Dia butuh cukup susu untuk menjaga kondisi tubuhnya. Meski balita,
Intan saat ini memiliki bobot tubuh seberat 200 kg. Intan cukup gesit, dan
sudah bisa beradaptasi dengan lingkungan dan manusia. Kondisinya sangat sehat,
bahkan cukup responsif ketika induknya mendapatkan perintah dari Mahot Rama
Liyadi, Intan pun mengikuti induknya sembari memainkan belalainya yang lucu.
Waktu menunjukkan pukul
17.00 WIB, saatnya Sisca dan Intan membersihkan diri. Kebiasaan sesuai jadwal,
Sisca dan Intan harus mandi di sore hari di aliran sungai tak jauh dari lokasi ‘angon’
sekitar 200 meter.
Rantai yang melingkar di
leher Sisca sudah tidak terlihat lagi sebelum mandi. Sesampai di sungai, Sisca
dan Intan menikmati segarnya air sungai sembari bermain-main dengan belalainya.
Mahot Rama Liyadi menginstruksikan Sisca supaya duduk untuk dibersihkan tubuhnya.
Sayangnya, rombongan
Lintas Atjeh tidak tuntas menunggu Sisca dan Intan selesai mandi sore karena
rombongan harus bergerak ke Tapaktuan. Namun, satu jam bersama Sisca dan Intan
di CRU Trumon, Aceh Selatan sangat berkesan menjelang HUT Lintas Atjeh ke-3
tanggal 7 April 2017.
“Dirgahayu Lintas Atjeh,
Semoga Turut Menjadi Pelopor Dalam Melindungi Satwa Gajah Sumatera”.[Tim]