LHOKSEUMAWE - Gerakan Pemuda Pemekaran Aceh Malaka (GP-PAM) kembali menguatkan wacana pemekaran Aceh Utara. Kali ini, mengadakan pertemuan dengan para Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan dan Kepala Puskesmas dari enam kecamatan dalam wilayah barat Aceh Utara di Krueng Geukueh, Sabtu (22/04/2017) sore.
Dalam pertemuan itu, juru bicara GP-PAM, Tajuddin, S.Sos, menguraikan pentingnya penguatan wacana pemekaran demi meningkatkan hajat hidup masyarakat dalam berbagai sektor dan peningkatan kemudahan memperoleh layanan administrasi yang cepat dan singkat.
“Oleh karena itu, upaya penguatan wacana pemekaran ini akan terus disosialisasikan sampai ke sekolah-sekolah dan lembaga pendidikan lainnya serta kalangan petugas medis dalam wilayah barat Aceh Utara,” sebut Tajuddin.
Sementara Ketua GP-PAM, Muslim Syamsuddin, ST, dalam sambutannya menyebutkan tidak hanya di situ, penguatan wacana pemekaran ini terus dilakukan.
“Dalam waktu dekat tim pemekaran kabupaten dan pengurus GP-PAM akan ke Jakarta untuk bertemu pajabat Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Forum Bersama (Forbes) DPR RI dan DPD RI asal Aceh serta tokoh masyarakat Aceh Utara di Jakarta,” ucapnya.
Hal itu dilakukan, kata Muslim, untuk memperkuat dukungan dari unsur manapun dan menggalang masukan agar proses pemekaran ini tidak terkendala.
Dalam kesempatan itu, Kepala UPTD Pendidikan Sawang, M. Nasir, S.Pd, berharap agar GP-PAM dapat menyatukan semua elemen dalam memberi dukungan kepada pembentukan pemekaran ini, terutama di kalangan ulama.
“Kami selaku pimpinan dewan guru di kecamatan memberi dukungan penuh terhadap proses pemekaran ini, baik secara pribadi maupun jabatan,” kata M Nasir.
Hal senada disampaikan Kepala UPTD Dewantara, Abdul Hadi, S.Pd, dan Kepala UPTD Muara Batu, Muzakkir. Mereka menyatakan akan memberikan dukungan sepenuhnya terhadap langkah-langkah dilakukan GP-PAM dalam pemekaran Aceh Malaka.
Selanjutnya, Kepala Puskesmas Nisam, Armansyah, SKM, MSM, menekankan pemekaran wilayah barat Aceh Utara yang kembali disuarakan oleh para pemuda ini harus dapat mempersatukan presepsi demi mencapai tujuan.
“Jangan gampang patah semangat dengan berbagai penilaian negatif terhadap upaya pemekaran. Mari galang kekuatan dengan segala unsur untuk memperkuat dukungan dari Bupati terpilih dan DPRK serta Gubernur terpilih dan DPRA nantinya dan mari singkirkan perbedaan politik,” ajak kepala puskesmas termuda di Aceh Utara ini.
Mantan karyawan PT. AAF, TS Sani mengatakan pemuda harus merangkul semua pemangku kepentingan demi meyakinkan pemerintah daerah, bahwa pemekaran yang diwacanakan ini benar-benar aspirasi masyarakat.
Terakhir, tokoh agama sekaligus mantan Anggota DPRK Aceh Utara dari Partai Aceh, Tgk. Isa Ahmadi meyebutkan luasnya daerah dan terbatasnya anggaran Aceh Utara dalam membiayai perekonomian daerah adalah alasan kuat bagi wacana pemekaran wilayah barat Aceh Utara. Seharusnya pemekaran ini sudah terwujud sejak 10 tahun lalu.[Rls]