ACEH
TAMIANG - Ketua DPD APDESI Aceh, Wilda Muklis SH.I, terkesan
sebagai 'organisator' aneh. Pasalnya, beberapa jam setelah munculnya berita
berjudul: Foto Profil Akun FB 'DPD APDESI Aceh' Bukan Logo Organisasi, FPRM:
Lebay!, pada Selasa (18/04/2017) kemarin, dikabarkan dirinya melakukan tuduhan
secara semena-mena dan melontarkan kata-kata jorok kepada Ketua KNPI Aceh
Tamiang, Adlin Nur.
Namun saat dikonfirmasi
LintasAtjeh.com melalui WhatsApp (WA) Messagenya, Senin (24/04/2017) sekira
pukul 20.10 WIB, Ketua DPD APDESI Aceh, Wilda Muklis baru membaca pesan
konfirmasi yang dikirim oleh LintasAtjeh.com sekitar pukul 21.25 WIB, namun
sampai berita ini dikirim ke redaksi sekira pukul 23.30 WIB, Wilda belum
memberikan hak jawabnya 'sepatah' katapun.
Terkait sikap Wilda yang
aneh tersebut, Ketua Forum Peduli Rakyat Miskin (FPRM) Aceh, Nasruddin, secara
tegas mengatakan bahwa Ketua DPD APDESI Aceh seorang 'organisator' cemen karena
terkesan tidak berani memberikan hak jawabnya dan diduga dia tidak memahami
ilmu organisasi tapi berlagak sebagai organisator yang kesohor.
Nasruddin menjelaskan,
organisasi merupakan sebuah wadah untuk mengembangkan bakat, kompetensi,
keinginan, kegemaran yang bertujuan untuk mengetahui jati diri yang dimiliki.
Disamping itu bisa saling mengenal karakter antara yang satu dengan lainnya,
juga dapat mengajarkan tentang disiplin, tepat waktu, kebersamaan, kekompakan,
bahkan sesuatu yang tidak bisa dikatakan hanya, dapat di rasakan.
Oleh karenanya, kata
Nasruddin, setiap orang yang berorganisasi atau disebut organisator akan selalu
menjaga etika dan sopan santun ketika berbicara berkomunikasi.Tidak ceplas
ceplos saat melakukan perbincangan dengan sesama, memiliki kepedulian hati
untuk membantu seseorang, terkadang lebih mementingkan menolong seseorang dari
pada dirinya sendiri.
Seorang organisator pandai
bergaul. Meskipun orang itu baru dikenalnya tapi dapat mengakrabkan diri. Orang
yang diakrabnyapun merasa senang dan tidak terganggu. Mampu mengenal karakter
seseorang, mampu memanage/mengatur waktu, dan pintar menempatkan sesuatu pada
tempatnya.
"DPD APDESI Aceh,
Wilda Muklis SH.I, tidak layak disebut organisator namun terindikasi sebagai
provokator," pungkas Nasruddin, yang juga mantan aktivis '98.[Zf]