IST |
Menarik sekali membaca
kegundahan mantan aktifis GAM di artikel sebelumnya. Bila memang mantan-mantan
GAM mulai masuk hutan untuk siap berperang lagi, perlawanan paling dahsyat
justru bukan dari TNI tapi dari rakyat Aceh sendiri.
Rakyat Aceh sudah
menikmati kemakmuran luar biasa selepas tragedi Tsunami dan paska perdamaian.
Jika perang terjadi lagi, mereka akan lebih memilih mendukung TNI agar perang
cepat selesai kondisi situasi pulih kembali.
Kebanyakan Rakyat Aceh
sudah muak dengan retorika politik GAM dan para politikus GAM sendiri yang
justru lebih sibuk berkelahi sesama mantan GAM daripada konsentrasi membangun
Aceh. Jika mereka kembali angkat senjata, popularitas mereka bakal semakin
dibenci oleh rakyat Aceh.
Bagaimana kesiapan TNI?
dengan menteri pertahanan yang berasal dari militer. TNI bisa lebih “bengis”
lagi di medan perang. Saat perang Aceh di masa Megawati dan SBY, TNI hanya
setengah hati mengerahkan alutsista dalam menggempur GAM. Tapi mereka sudah mereduksi
80% kekuatan musuh
Saat ini dengan berbagai
alutsista baru, seperti tank kelas berat, helikopter tempur terbaru, jumlah
pasukan Raider yang makin banyak, jet tempur anti gerilya Super Tucano.
Tentunya menambah daya gempur TNI menjadi luar biasa. Filosofi serangan bumi
hangus ala militer bisa sangat mengerikan dampaknya bagi masyarakat Aceh.
Menyetujui perdamaian yang
disodorkan oleh SBY adalah blunder terbesar GAM. Bila perang terjadi lagi, TNI
tentunya sudah mengantongi semua identitas simpatisan dan anggota GAM. Langkah
pembersihan bisa dilakukan lebih tepat sasaran dan massif.
GAM harus berfikir ribuan
kali untuk memulai pemberontakan lagi. Sedangkan TNI akan suka cita
meladeninya. Bagi TNI perjanjian damai dengan GAM yang sudah hampir kalah
adalah aib yang harus dituntaskan.[militermeter.com]