-->

PPWI Kecam Perilaku Barbar Oknum Kontraktor Aceh Selatan Ancam Wartawan

26 Maret, 2017, 12.33 WIB Last Updated 2017-03-26T05:33:21Z
Wilson Lalengke saat silaturrahmi dengan Pangdam Jaya Mayjend TNI Agus Sutomo
ACEH SELATAN - Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) sangat menyayangkan dan mengecam perilaku barbar atas kejadian pengancaman wartawan di Aceh Selatan oleh oknum kontraktor. 

“Ancaman bagi jurnalis dari berbagai pihak yang merasa ‘terancam’ eksistensinya akibat pemberitaan akan selalu ada, mengintai para wartawan. Bentuk dan jenis ancaman bermacam-macam, mulai dari yang halus hingga kasar, dari yang sekedar kata hingga aksi anarkis dan pembunuhan. Oleh karena itu, jurnalis mesti selalu waspada setiap saat dimanapun berada dalam kondisi apapun juga,” demikian disampaikan Ketua Umum PPWI, Wilson Lalengke, S.Pd, M.Sc, MA, kepada LintasAtjeh.com melalui pesan Whatsapp mesenger, Minggu (26/03/2017)

“Terkait dengan substansi kejadian pengancaman wartawan di Aceh Selatan oleh oknum kontraktor, PPWI sangat menyayangkan perilaku barbar sang oknum tersebut. Yang bersangkutan harus memahami bahwa dana yang digunakan untuk membangun gedung sekolah itu adalah uang rakyat, sehingga menjadi hak penuh masyarakat untuk terus mengawasi dan mengkritisi segala bentuk penggunaan uang rakyat itu. Untuk itu, PPWI menghimbau agar setiap kontraktor dan semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan proyek pembangunan di manapun, khususnya di Aceh Selatan, agar melakukan tugas dan tanggungjawabnya dengan benar sesuai aturan yang ada,” ujar pria lulusan Master of Art (M.A.) Utrecht University-Netherlands.

Lanjut dia, hentikan ancam-mengancam, resikonya akan membahayakan diri sendiri. Saran PPWI, setiap orang yang merasa dirugikan atas sebuah pemberitaan, silahkan memberikan klarifikasi berbentuk pemberitaan juga di media massa. Media wajib memberikan ruang hak jawab bagi setiap pihak yang telah menjadi subyek maupun obyek pemberitaannya.

Masih kata lulusan Master of Science (M.Sc.) dari The University of Birmingham-England, tiada seorangpun warga negara yang kebal hukum, jika ada indikasi penyalahgunaan uang rakyat, dia harus diproses secara hukum. Terkait dengan kerusakan gedung SMA Pasie Raja yang menelan biaya miliaran dalam kurun waktu belum lama digunakan itu, aparat terkait perlu mengambil inisiatif untuk melakukan investigasi lapangan, meneliti kemungkinan indikasi penyimpangan yang terjadi. 

“Semua yang terlibat dalam konspirasi penyalahgunaan anggaran negara harus diperiksa, mulai dari dari perencanaan di instansi pemerintah hingga kontraktor pelaksana proyek. Polisi, Jaksa, bahkan KPK mesti turun melakukan pemeriksaan di lapangan,” tegas Alumni Lemhannas 48 PPRA ini.

“Kepada setiap jurnalis dan pewarta warga, agar senantiasa waspada terhadap segala ancaman, jika dipandang membahayakan nyawa anda, segera koordinasi dengan rekan seprofesi dan ambil langkah hukum, buat laporan ke aparat berwajib. Jangan melakukan ancaman balik, apalagi tindakan anarkis terhadap si pengancam, biarkan sistem hukum yang menyelesaikannya,” nasehat Ketua Umum PPWI yang sudah melahirkan ribuan orang citizen journalist ini.

“Atas kejadian pengancaman ini, penguatan solidaritas dan soliditas teman-teman jurnalis di Aceh Selatan, dan Aceh secara keseluruhan, merupakan kebutuhan mutlak. Dengan persatuan dan kesatuan para jurnalis yang kuat, ancaman dari pihak manapun dapat diantisipasi dan/atau diatasi. Salah satu tujuan pembentukan kepengurusan PPWI Aceh Selatan adalah untuk menghimpun dan meningkatkan solidaritas dan soliditas kawan-kawan jurnalis dan pewarta warga di wilayah tersebut, yang nantinya bersama-sama dengan kepengurusan wilayah lainnya, juga antar organisasi jurnalis yang lain, bersatu-padu saling membantu, saling mendukung, saling menjaga satu dengan lainnya dalam menghadapi segala bentuk ancaman dan tantangan jurnalisme di masa depan,” pungkas Shony, pria ini akrab disapa.

Sebelumnya, dua orang wartawan Aceh liputan Aceh Selatan yakni Hendri wartawan aceh.antaranews.com dan wartawan Harian Serambi Indonesia Taufik Zass mendapat ancaman dari oknum kontraktor, Ali Syam, terkait pemberitaan gedung SMA Unggul Pasie Raja sudah rusak.

Ancaman yang ditebarkan melalui pesan singkat (SMS) ditujukan ke ponsel pribadi, Jumat sekitar pukul 15.00 WIB. SMS tersebut berisi bahwa jika Alisyam tidak berhasil menemukan Taufik Zass maka keluarga dia yang akan diambil.
Ancaman serupa juga ditujukan kepada Hendri wartawan aceh.antaranews.com. Pasca pemberitaan itu, Hendri ditelpon Alisyam dan mempertanyakan kenapa berita tentang gedung sekolah itu dinaikkan. Bahkan Ali Syam yang sudah mendapat penjelasan tetap tidak terima dan mengeluarkan kata-kata makian.[Red]
Komentar

Tampilkan

Terkini